Nona ku Sayang

Kau pasti pernah berbicara pada dirimu sendiri. Bertanya tentang apapun yang menjadi tanya bagimu. Meceritakan apapun yang kau pikirkan. dan kadangan dirimu sendiri bisa menjawab pertanyaanmu lebih dari bayanganmu. Dan mendengarkan lebih baik dari yang kau duga. Kau mungkin akan kecewa  pada awalnya dia belum mampu memenuhi ekspetasimu. Dia masih saja diam ketika kau bertanya. Masih saja acuh ketika kau bercerita. Terus saja bertaya dan bercerita, dirimu itu hanya ragu apa kau akan percaya dengan jawabannya dia hanya takut kalau harus kau acuhkan saat kau bercerita. Karena pada dasarnya itu yang selalu kau lakukan padanya. Ah kau tidak pernah sadar kalau dirimu itu selalu menunggu kau untuk bertanya dan bercerita. Mengajakmu mengenalmu lebih baik siapa kau dan dirimu itu seharusnya. Dia hanya bisa menunggu untuk kau sendiri datang dan menyapanya dengan penuh rasa percaya. Dia mungkin akan mati perlahan, membeku dengan sendirinya tanpa kau sadar. Tapi dia bisa apa selai...

             Pernah ada cerita tentang angin yang merindukan rintik hujannya. Angin yang merindukan bahwa dia harus terus membawa bulir air menyentuh bumi. Seolah-olah sedang menyampaikan pesan dari sang langit. Angin itu akan terus bergerak mencari hujan mana yang akan dia bawa.             Sampai pada tempatnya angin itu berhasil menemukan mendung. Bertanya padanya apakah bulir air disana bisa dia bawa. Angin itu  menunggu jawab walau mendung tetap bergeming diam sembari angin membawanya. Angin akan terus mengikutinya sampai mendung itu mau memberi bulir rintik hujan padanya. Membiarkan bulir hujan itu menyatu dengannya.dingin.             Ah setelah ada bulir air yang mampu dia bawa, dan cerita dari hujan bahwa dia merindukan kilatan cahaya dari langit, banyak yang tidak menyukai itu tapi tetap saja hujan  meminta kilat...