Skip to main content

friendship in liontin secret

hai bogi gue punya cerita nih. ahah ini baru sparuh ntar gue posting lagi yaa boogi :) makasih yaa bogi elo emang yang paling bisa deh 




Terlihat seorang cewek menangis sambil memandangi sebuah foto. Foto 2 remaja  yang terlihat sangat bahagia. Saling merangkul memakan ice cream.
“nat gue kangen banget dengan elo.. lo gimana sekarang? Enak gak disana nat?”  terlihat air matanya semakin deras mengalir. “nat lo disana udah dapet temen baru? Gue harap udah, gue nggak ngebayangin kalo lo sendirian” airmatanya menetes di foto tersebut, tepat di bagian mata sahabatnya. Natasha Cintya Ningrum. Natasha sendiri telah meninggal seminggu yang lalu karena kecelakaan.
“Nat, maafin gue, gue masih belum bisa ikhlas dengan kepergian lo. Kenapa lo pergi sih nat? Kenapa lo harus pergi dengan cara seperti itu? di depan gue???? disaat hari bahagia gue? sekarang hari terburuk gue adalah hari ulang tahun gue sendiri.” cewek tadi berhenti sejenak “Nat, gue kangen banget dengan lo, sekarang nggak ada yang nabokin gue lagi , nggak ada yang ngomelin gue lagi, nggak ada yang bisa gue ajakin curhat, nggak ada yang nemenin gue kalau gue lagi sendirian, nggak ada suara cempreng lo lagi,. Naat gue berharap banget kalo gue bisa ngeliat lo, walaupun lo udah gak jadi manusia lagi. Naat gue pengen meluk lo lagi,. Nat lo inget gak waktu kita di kejar-kejar anjing tetangga lo yang baru di beli? Waktu itu lo ninggalin gue, lo larinya cepet banget..... Nat MISS YOU!!” cewek tadi tertidur, cewek yang memiliki nama  Nezitra zahra istigfaningrum.
“Zahra, gue tetep ada kok buat elo. Gue bakalan datang kalo lo manggil gue. ra lo cukup pegang liontin ini, gue bakalan datang saat lo megang liontin ini”
“nat jangan pergi yaaa, !” terdengar zahra mengigau zahra bermimpi bertemu natasha. Terlihat jelas kalau itu benar-benar natasha. Natasha  memberinya sebuah liontin emas,berbentuk merpati.  Dalam mimpi zahra juga terlihat kalau natasha menggunakan liontin itu. “NAAAAATTTT LO JANGAN PERGI!!” zahra teriak dalam mimpinya. Namun teriakannya itu juga membangunkan seisi rumah. Mama zahra masuk ke kamar rasha, melihat putrinya itu tertidur dengan keringat mengalir sebesar biji jagung dari keningnya.
“zahra bangun!!zahra!!” mama zahra segera membangunkan putrinya itu.
Zahra terbangun, dia langsung memeluk mamanya itu. Dia bercerita  kalau dia memimpikan natasha lagi. Mama zahra berusaha menenagkan putrinya itu, dia tau zahra sangat terpukul sejak meninggalnya natasha dalam acara pesta ulang tahunnya itu. saat itu di sebuah hotel berbintang 3, zahra merayakan ulang tahunnya yang ke 16 tahun. Natasha saat itu berdiri di balkon hotel, saat dia melihat  zahra datang, dia memanggil zahra, namun tak lama dia jatuh dari ketinggian 7 meter itu tidak terlalu tinggi memang tapi natsha jatuh menimpa sebuah pot bunga. Natasha meninggal karena ada pecahan beling dari pot itu yang mengenai jantungnya. Saat itu jarak zahra dengan natasha hanya 1 meter. Zahra sangat terpukul dengan kejadian itu, seandainya dia datang bersama natasha. Seandainya dia nggak menyuruh natasha untung mengurus acaranya itu. ini semua pasti nggak akan terjadi. Penyesalan, ketakutan,kehilangan, kesedihan,semuanya tercampur dalam hatinya. Menjadi rasa yang sangat-sangat menyakitkan, suatu rasa yang sangat menguras energi untuk di rasakan. Tapi hanya perasaan itu yang bisa dia rasakan, kegelapan kelam yang terasa setelah sahabat yang selama 11 tahun terakhir menemaninya, seorang yang menemaninya hampir selama dia hidup di dunia ini, seseorang yang selalu menemaninya dalam pahit-manisnya hidup. Seseorang yang sangat berarti baginya dan akhirnya harus pergi meninggalkannya.
------%%%------
Tirai kamar zahra terbuka, membawa masuk cahaya matahari pagi yang hangat.
“siapaa yang buka jendelanyaa?? Gue masih ngantuuuk!!!” teriak zahra dari balik selimutnya itu
“ini gue ra,” sapa seorang cowok sambil menarik selimut yang menutupi wajah zahra terbuka
“eh lo,lo kok bisa a..ada dikamar gue?” zahra kaget ternyata albe berada di kamarnya seorang cowok yang selama ini menemani zahra, dia yang selalu berusaha menghibur zahra dari dukanya itu. albe adalah mantan zahra mereka putus 2 bulan yang lalu karena ternyata mereka itu bersaudara.
“raaa ini hari sabtu jadi kita jalaan yuuuk.  Gue udah minta izin dengan nyokap lo, gue udah siapin semuanya. Sekarang tinggal nyiapin lo nya aja .udah cepetan giih sana mandi! ”
“emang mau kemana siih?” zahra duduk di tempat tidurnya itu, lalu berjalan menuju kamar mandi.
“ntaar lo juga bakalan tau kok. cepeeetaaan!!!!”
“Eh albe gimana zahranya udah bangun” tanya mama zahra yang saat itu masuk kamar zahra sambil membawakan minum untuk albe
“udah kok tante tuh dia lagi mandi”
“ooh bagus kalo gitu, ini nak albe minumnya” mama zahra meninggalkan minum itu di meja belajar zahra.
Albe berdiri di samping jendela yang ada di kamar itu. dia seperti melihat sesuatu di luar jendela. Sesuatu yang berkilauan di atas jendela. dia buka jendela itu. lalu mengambil sesuatu yang berkilauan itu,yang menggantung di atas jendela itu.sebuah liontin berbentuk merpati berwana putih sepertinya terbuat dari emas putih. Zidan memandangi benda itu melihatnya dengan teliti. Siapa tau ada sesuatu yang mencurigakan dari liontin itu.
“ngapain lo dan?” tanya zahra yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya itu dengan hairdrayer miliknya.
“hmmm, ini punya lo ra? Teledor banget sih nyimpennya di luar?” tanya Albe sambil menunjukkan liontin itu. Zahra terdiam memandangi liontin yang di pegang Albe. Liontin itu sama dengan yang tadi malam natasha berikan dalam mimpi. Sama persisi, nggak ada bedanya. “heello?? Ra? Zahra??? Lo kok dieem?”
“eh, ehmm,sini itu punya gue!” zahra segera merebut kembali liontin itu. Segera ia kenakan di lehernya.
“yeeeee biasa aja kali ra. Tanpa lo minta juga bakalan gue kasih kok!” ucap Albe dengan sedikit kesal. Zahra hanya nyengir.
------%%%------
“kita mau kemana sih daan??” hanya pertanyan itu yang selalu zahra tanyakan saat dia berada dalam mobil C-RV hitam milik Albe itu.
“lo juga bakalan tau kok. Sekarang tugas elo Cuma diem duduk maniss aja yaa” ucap albe sambil mengusap rambut zahra.
Dan zahra tertidur
“woiii bangun lo!!! Udah sampe nih!” albe menggoyangkan badan zahra yang tertidur pulas di mobil.
“ehkkk, ehmm udah sampe ya? Sampe dimana??” zahra sambil mengucek-ngucek matanya itu. “ woow!!!! Ini dimana sih be? Gila keren banget!!” mereka sampai di sebuah kawasan yang hijau. sejauh mata memandang hanya ada hamparan rumput yang hijau, di tengahnya terdapat sebuah danau. Yang airnya masih sangat asri dan bening.  “Coba aja ada natasha, pasti bakalan lebih seru deh.” Zahra kembali teringat bayangan natasha saat itu.
“udah deeeh, kita disini mau seneng-seneng. Eh gue laper cari makan yuk, ini udah siang. Lo laper gak??”
“laper banget, tapi kita baru aja sampe!”
“ini belum waktu yang pas ra, ntar deh sore waktu matahari kembali keperadabannya, lo bisa liat betapa kerennya tempat ini!”
“laah emang kita dimana sih? Gila setengah hari loh waktu buat jalan kesini aja!”
“salah sendiri kenapa lo tadi tidur sepanjang jalan. Dasar elo KEBO!”
“ah sialan lo be! Kapan nih nyari makanya gue laper banget!!!!”
Mereka meninggalkan tempat itu. ternyata mereka sedang berada di sebuah bukit. Sebuah bukit kecil yang agak jauh dari perkampungan. Namun jalan disana sudah bagus. Sudah di aspal. Mereka menuruni bukit itu mencari restoran, atau paling nggak rumah makan atau malah warung kecil. Karena perut sudah nggak bisa diajakin kompromi. Sesampainya di warung lamongan mereka segera memesan makanan. Akhirnya pesenan mereka datang juga. Mereka segera makan dengan lahapnya.
“be, kapan kita kesana lagi?” tanya zahra sambil makan
“ntar aja deh, jam 4 gitu deh, sementara kita jalan-jalan dulu ke daerah sini.”
“hmmm okedee. Eh boleh nambah gak? Gue masih laper”
“yeeee dasar lo! Makan mulu tapi tuh badan nggak gede-gede!”
“eheheheheh boleh gaak??”
“boleeh. Tapi pesen sendiri lo mau makan apa terserah lo aja deh”
“oke! Bang ayam penyetnya 1 yaaa!”
Dari kursi lain terdengar suara para gadis desa ngerumpi. Zahra terusik. Zahra terusik karena mereka sedang ngomongin albe.
“eh, kamu liat nggak laki-laki itu. ya ampun gaanteng banget yaa” kata salah seorang dari 3 gadis desa itu
“iyaaa, ya ampun ganteng banget, untuk ukuran laki-laki mungkin dia laki-laki yang sempurnya. Laki-laki idaman deh”sambung gadis desa yang lain
“iyaa, liat hidungnya, matanya, alisnya, bibirnya. Badannya. Yaa ampuun beruntung banget yaa cewek yang disebelahnya itu.” sambung gadis desa lain, tapi yang ini dengan sedikit histeris.
“eh be gila apa yaaa tuh cewek-cewek???”zahra sedikit risih karna diomongin seperti itu
“udah deh ra, biarin aja. udah kenyataan kalo gue ganteng!” albe tersenyum manis
“hahaahahah. Dasar lo!!”
“lah emang udah kenyataankan. Kalo gak kenapa lo dulu mau dengan gue?”
“udah deh, nggak usah inget yang dulu” pesanan ayam penyet zahra datang “ weew, makasih bang!”
------%%%------
Sore jam 5 mereka sampai di bukit tadi. Zahra nggak berhenti untuk mengagumi tempat itu. zahra seperti terhipnotis oleh bukit itu, dia melupakan semuanya. Zahra yang dulu telah kembali. Zahra yang selalu tertawa, zahra yang ceria. Hanya di bukit ini zahra bisa tertawa lepas kembali saat kehilangan natasha. Akhirnya albe bisa menemukan cara untuk membuat zahra kembali tertawa. Membuat zahra melupakan natasha walaupun hanya sejenak. Zahra dan albe duduk di sisi sebelah barat bukit itu, menunggu matahari tenggelam. Menunggu saat langit berubah warna dari biru muda menjadi jingga, dari biru muda menjadi biru tua yang sangat indah.
Akhirnya yang di tunggu datang juga. Langit mulai berubah kemerahan, pertanda kalau matahari telah siap menyinari tempat lain.
“be, makasih banget yaa, lo udah ngajakin gue ke tempat kayak gini” mata zahra tak bisa lepas dari pemanadangan sunset yang ada di depannya
“iyaa, ra gue bakalan ngelakuin apapun agar bisa ngeliat senyum lo lagi” albe merangkul zahra. Mereka berdua duduk di atas bukit dengan posisi tubuh zahra bersandar pada albe.
Matahari telah satu jam kembali keperadabannya, sehingga langit kini dihiasi oleh bintang yang bertaburan. Keadaan yang gelap dengan sinar bulan menerangi mereka,juga terlihat lampu-lampu dari rumah penduduk sekitar. Udara yang sangat dingin membuat tubuh zahra merinding. Albe mengetahui itu langsung memeluk zahra semakin erat. Zahra hanya tersenyum menanggapi pelukan hangat albe itu.
“ra lo mau pulang sekarang atau besok? Kalau besok kita cari penginapan didaerah sini”
“kayaknya gue mau nginep dulu deh di daerah sini. Gue masih pingin  be.”
“ yaa udah kalo gitu kita cari penginapan dulu yuuk, ntaar kalo udah dapet baru kita kesini lagi.”
“kalo gue sendirian disini boleh nggaak?”
“emangnya lo berani?? Mendingan lo ikut gue aja gue takut ntar ada apa-apa.”
“hmm, ya udah deh kalo gitu.
Sudah hampir 2 jam mereka mencari penginapan, tapi gak ada.
“ra, kayaknya disini gak ada penginapan deh.” Albe terlihat sangat capek karena dari tadi keliling mencari penginapan tapi nggak ada
“hmmm, jadi gimana nih be? Gue udah ngantuk banget”
“ah elo mah, tadi siang kan lo juga udah tidur!”
“hehehehe, tapi beneran gue ngantuk be”
“yaa udah deh terpaksa kayaknya kita bakalan tidur di mobil nih”
“hmmm,gitu ya? Ya udah deh, gue tidur yaa be.”
“iyaaa tidur gih sono! Ntar bangun pagi biar bisa ngeliat sunrise”
“waaaaah,mau banget be. Tpi lo bangunin yaaah?”
“iyaaa kalo gue bisa bangun awal.”
“Zzzzzzzz” zahra sudah tidur
“gila niih, anak cepet banget tidurnya”
Zahra bangun lebih dulu. Dia keluar dari mobil dan menunggu matahari menampakkan dirinya. Zahra teringat natasha. Di genggam kuat kalung yang kemarin albe temukan. Lalu meneriakkan nama natasha di dalam hati. Tak lama setelah itu angin berhembus sangat kencang. Membuat tubuh zahra menggigil. “zaahraa!” terdengar seseorang memanggil zahra, suaranya sangat dia kenal. Suara natasha. Zahra berbalik, benar saja natasha ada di belakangnya. Natasha mengenakan baju yang sama saat pesta ulang tahunnya seminggu yang lalu.
“nat ini beneran elo?” tanya natasha tak menyangka apa yang dia lihat. Natasha seseorang yang sangat dia inginkan, saat ini berdiri tegak di depannya.
“ia ra ini gue natasha, gue datang buat elo” natasha terlihat sangat pucat pucat sekali.
“naat gue kangen banget dengan elo!” zahra berlari menghampiri natasha hendak memeluk natasha.
“stoop raa. lo gak bisa meluk gue. lo Cuma bisa ngeliat dan ngomong dengan gue” ucap natasha berusaha memperingatkan zahra
“kenapa?? gue pengen banget nat meluk elo!”
“lo lupa gue udah bukan manusia lagi? Saat ini Cuma elo yang bisa ngeliat gue ra,  Cuma elo sendiri. Jadi elo mesti hati-hati.”
“sayang banget sih nat. Iya udah gak apa-apa yang penting gue bisa ngeliat elo, bisa cerita lagi dengan elo.”
“sebenarnya ra gue mau minta tolong”
“lo mau minta tolong apa nat, pasti gue tolongin elo kok.”
“gue mau...” omongan natasha terhenti karena albe telah bangun dan memanggil zahra
“ra lo ngomong dengan siapa?” tanya albe yang baru aja keluar dari mobil
“gue lagi ngomong dengan nat” zahra semangat sekali menyebutkan nama natasha, tapi natasha menyuruhnya untuk tidak memberi tahu albe. “hmm gu.. gue lagi “ zahra jadi gugup
“gue..gue?? gue apaan sih raa??”
“hmm, gue inget natasha be.”
“hmm, udah deh ra. Lo gak usah nginget-nginget natasha lagi kalo itu buat elo jadi kayak gini”
“gimana gue bisa gak inget dia sih be. Dia sahabat gue dari kecil seneng susah gue jalanin dengan dia. Jadi gimana gue bisa gak inget dengan di?”
“hmmm ya udah eh liat tuh sunrise udah mulai kelihatan. Kita duduk disana yuk ra.”
Mereka berjalan ke arah timur dari bukit itu. suasana yang sangat dingin membuat zahra kembali kedinginan. Pelukan hangat dari albe menemani zahra melihat matahari terbit pagi itu. di belakang zahra dan albe terlihat natasha berdiri tersenyum manis melihat sahabatnya itu.
“be... thanks banget yaa. Udah ngajakin gue ketempat ini.” Zahra tersenyum
“iya ra, gue juga seneng lo bisa senyum dan ketawa kayak gini lagi.” Albe memandangi zahra yang dari tadi tak lepas dari indahnya pamandangan di depanya itu. “ra gue akan ngelakuin apa-pun supaya senyum lo bisa balik lagi” gumam albe.
------%%%------
Zahra pulang dengan penuh senyum. Mama zahra bingung kenapa anaknya tiba-tiba bisa seceria ini, tapi juga senang karena bisa mendapatkan senyum zahra kembali. Zahra masuk ke kamarnya, di belakangnya natasha mengikutinya memang tak ada yang bisa melihatnya, tapi zahra bisa. Itu yang membuat senyum zahra kembali.  Zahra segera menghidupkan AC kamarnya dan segera memutar musik. Ini yang biasa zahra dan natasha lakukan jika sedang dikamar zahra memutar musik dengan suara full dan berjoget kesana-sini. Mereka berdua terbuai suasana itu suara tertawa mereka terdengar nyari, suara zahra tepatnya karena tentu saja suara natasha hanya zahralah yang bisa mendengarnya.
“eh nat tadi elo mau ngomong apaan?” tanya zahra saat mengingat kejadian tadi subuh,
“ehmmm gini ra. Hmm elo matiin dulu deh musiknya” pinta natasha
“hmm oke.” Zahra berjalan mematikan musiknya” sekarang elo cerita,elo mau minta tolong apaan tadi?”
“ ra sebenarnya kemaren saat gue kecelakaan itu bukan murni kecelakaan” natasha berbicara dengan penuh perasaan
“maksud lo nat? Gue gak ngert!”
“hmm sebenarnya ada yang ngedorong gue sampe  gue bisa jatuh. Ada yang menginginkan kematian gue ra.”
“hah??!!! Beneran? Elo tau dari mana?”
“yeeee elo mah! yaa gue ngerasainya lah. Gue ngerasain kalo ada yang ngedorong gue sampe gue jatuh kayak gitu!”
“hmm siapa? Siapa yang tega ngelakuin itu?!” zahra setengah berteriak membuat natasha menjadi panik
“ elo kalo ngomong bisa dikecilin dikit gak volumenya! Ntar ketahuan, elo mau apa disangka orang gila ngomong sendiri kayak begini?”
“laah gue kan ngomong dengan elo nat”
“iyaaa tapi kan Cuma elo yang bisa ngeliat gue! dasar elo yaa penyakit pelupa elo itu gak ilang-ilang apa?”
“ehehhe iya,yaah gue lupa! Sory nat. Eh lanjut ceritanya!”
“jadi waktu elo datang waktu itu gue berdiri di balkon terus manggil elo, elo ngeliat gak di belakang gue ada orang?”
“hhmm di belakang elo ya? Gue lupa nat, gue inget sih rame banget orang tapi gue gak inget siapa-siapa aja orangnya?”
“yaaah,jadi?”
“hmmm eh kan ada cctv?”
“oh iyaa ntar elo minta rekamannya yaa gue pengen ngeliat!” natasha penuh semangat.
“eh nat gue mau tanya liontin ini sebenarnya buat apa??” zahra mennjukkan liontin yang ada di lehernya itu.
“maksud elo ini?” natasha juga mengeluarkan kalung yang sama.
“iya nat, ini sebenarnya apa?”
“ini sebenarnya kado dari gue ra, ini juga yang ngebuat elo bisa ngeliat gue. karena saat gue mati gue megang ini buat kado elo, gue udah niat banget mau ngasih ini ke elo dan saat gue mati niat itu belum kesampean, lagi pula gue mati karena dibunuh bukan kecelakaan murni.” Jelas natasha panjang lebar berharap zahra mengerti, maklum saja zahra memiliki penyakit lupa yang akut dan juga sering lemot.
“hmmm gue masih belum ngerti nat?” kata zahra polos
“hmmm ya udah deh kalo ngomong dengan elo mah gak bakalan ada habisnya”
------%%%------
Pagi yang cerah, cahaya matahari pagi menembus tirai jendela kamar zahra. Saat dia sadar diliriknya jam dinding, saat itu juga matanya langsung melek segera dia mengambil handuk dan mandi kilat semua buku langsung dia masukkan ke tas karena suddah gak ada waktu untung mencari buku pelajaran hari ini. Dia langsung mengambil sepotong roti dan segera berlari mengambil sepatu belum sempat diikat tali sepatunya itu dia langsung memanaskan mobilnya sebentar dan langsung pergi kesekolah. 20 menit lagi jam 7. Gak bakalan kekejar deh kalo lewat jalan utama.  Zahra mengambil jalan-jalan kompleks dan gang-gang, yang penting saat ini adalah dia tidak terlambat sampai disekolah. Terlambat sih gak kenapa-napa masalahnya hari ini bu rizka yang piket dan pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa inggris, mana ma’am ida yang mengajar bisa mampus dia disuruh ngarang bahasa inggris 1 buku,lalu bu rizka yang piket bisa disuruh nyapu halaman sekolah nih. Saat angan-angan terkena hukuman itu menghantui pikiranya, hampir saja dia menabrak seorang pengendara motor. Seorang cowok turun dari motor hitamnya itu dilepasnya helm, dan menggedor kaca jendela mobil zahra.
Zahra semakin ketakutan, takut kalo cowok itu tiba-tiba menculiknya, atau memukulnya, atau “aaahhh jangan sampe deh” teriak zahra dalam hati. Tapi cowok itu juga anak sekolahan, dengan rambutnya yang cepak, terlihat sangat keren, cakeep juga, dan dandanannya yang santai banget membuat zahra segera mengusir pikiran negativenya itu. zahra keluar dari mobil cowok. matanya dan mata cowok itu bertemu. Jarak mereka saat ini tidak lebih dari setengah meter. Cowok tadi merentangkan kedua tanganya, membuat zahra terkurung. Muka zahra pucat!
“lain kali kalo bawa mobil hati-hati. jangan ngelamun aja! hmm” cowok tadi melihat name tag zahra. “ hmmm oke nazitra” kata cowok tadi dan segera menaiki motor hitamnya itu dan melesat dengan cepat!
“nama gue zahra!” teriak zahra saat motor itu bergerak menjauh, tapi cowok tadi menoleh kebelakang itu artinya dia mendengar teriakan zahra tadi.
Zahra teringat kalo dia sudah telat kesekolah. Segera dia masuk kemobil, sebelum itu dia genggam liontin dikalungnya taklama natasha telah duduk manis di sebelahnya.
“kenapa ra manggil gue?”
“hmm elo bisa gak buat gue lebih cepet nyampe sekolah?”
“hmm gak bisa lah. Gue kan bukan setan yang di film-film jadi jelas gak bisa lah. Tapi kalo nolongin elo misalnya di hukum entar gue bisa!”
“okedeh gak apa-apa yang penting ntar elo bisa nolongin gue!”
------%%%------
Benar saja zahra telat sampai disekolah. Dengan beberapa siswa yang bernasib sama. Terlihat seorang yang baru saja dia lihat. Cowok tadi!. Cowok yang hampir saja dia tabrak. Apakah dia juga satu sekolah denganya? Karena jujur saja ini adalah hari pertamanya kembali kesekolah semenjak kejadian kecelakaan itu.
Zahra segera turun dari mobil setelah memparkir mobilnya itu. dia berjalan menuju gerbang yang sudah ditutup itu. natasha mengikutinya dari belakang. Cowok tadi melihat zahra. Cewek yang hampir saja menabraknya itu. cowok tadi menghampiri zahra.
“heeey nezitra, ehh maaf zahra maksud gue. elo sekolah disini juga? Emmm gue belum pernah ngeliat elo, elo kemana aja?” tanya cowok tadi manis
“bukan urusan elo, bukan masalah elo!” jawab zahra dingin
“ hmmm nanti juga bakalan jadi urusan gue kok!” kata cowok tadi menggoda “ oh iyaa kita belum kenalan, kenalin nama gue Galang. Kelas XII IPA-3. Gue baru pindah kesini 3 hari yang lalu.” Galang menerangkan panjang lebar
“terus penting?” kata zahra dingin “ kenapa gak sekalian aja elo kasih tau nenek elo, nyokap elo, kakek elo. Sampe segitunya elo ngasih tau gue. menurut gue itu gak penting!” kata zahra ketus tapi sebenarnya di dalam hatinya dia menyesali kenapa haru bersikap seperti ini dengan cowok itu!
Pak udin, satpam sekolah yang biasanya di panggil babe segera membuka gerbang dan menyuruh mereka masuk. Bu rizka telah terlihat telah menyiapkan kata-kata untuk mengomeli anak-anak yang tidak disiplin itu. tapi saat bu rizka sedang berceloteh ria di depan mereka galang masih sempat menggoda zahra,cewek yang hampir menambraknya itu. keputusan hukuman hari ini adalah MENGEPEL SELURUH KORIDOR! Yang terlambat Cuma 5 orang, sedangkan  sekolah altarvia ini terdiri dari  3 lantai dan membentuk huruf O. Bisa sampe pulang sekolah ini kerjaan selesai, tapi ternyata tugas itu diselesaikan nanti sepulang sekolah.
Perasaan zahra belum lega karena masih harus menerima hukuman lagi dari ma’am ida guru bahasa inggrisnya. Zahra sedikit berlari kecil menuju kelasnya yang dilantai 3. Dibelakangnya terlihat galang mengikutinya, juga gak bisa dibilang mengikuti karena kelas XII itu memang berada di lantai 3.  Akhirnya sampai juga di kelasnya. Dia mengetok pintu dan masuk ke kelas. Ma’am ida sedang asik bermain dengan spidol dan papan tulis. Pandangan tajam dari ma’am ida mengikuti zahra saat dia menghampiri gurunya itu.
“hmmm maaf ma’am saya terlambat” kata zahra sambil menunjukkan surat keterangan bahwa dia terlambat
“okee,  kali ini kamu ma’am maafkan! Nanti saat istirahat kamu harus menghadap ma’am di ruang guru. Ada tugas untuk kamu!”
“oke ma’am” zahra menyetujuinya “ada tugas apa? Gue sampe disuruh keruang guru begini, kayaknya penting deh”  kata zahra dalam hati menuju bangkunya.
Dibelakang zahra natasha tetap setia mengikutinya. Sama seperti zahra dia juga sangat penasaran tugas apa yang akan diberikan oleh ma’am ida. Zahra duduk dibangkunya disebelahnya kosong. tidak juga kosong karena natasha menduduki tempat duduknya dulu itu.
------%%%------
Bel waktu istirahat pertama berbunyi. Zahra lupa kalau dia harus menemuin ma’am ida di ruang guru. Maklum saja penyakit pelupa zahra itu sudah akut, dulu hingga sekarang natashalah yang selalu mengingatkanya. Ini saja zahra sudah buru-buru menuju kantin karena tadi pagi belum sempat sarapan. Tapi dibatalkan niatnya itu.
Zahra memasuki ruang guru, dia berjalan menuju meja ma’am ida. Zahra duduk di depan ma’am ida. Ma’am ida memandanginya penuh pertanyaan.
“ehmm.. sebenarnya ada tugas apa ya ma’am?” zahra buka mulut. Suaranya terdengar ragu-ragu.
“hmmm.. begini zahra disekolah kita ada murid baru namanya galang. Ma’am mau kamu buat dia lebih baik. Tapi jujur saja kamu juga bukan merupakan siswa terbaik, jangankan yang terbaik, menjadi siswa yang baik saja sudah syukur banget. Tadi saat kamu terlambat ma’am melihat dia mengikuti kamu, melihat kamu. Dari pandanganya  seperti ada sesuatu yang menarik dari kamu. Makanya ma’am berani menyuruh kamu.” Kata ma’am ida panjang lebar, penuh harap agar zahra menyanggupi tugas ini
“ma’am yakin menyuruh saya?” tanya zahra ragu-ragu
“ma’am yakin sekali zahra!” jawab ma’am ida tegas
“sebenarnya ada keperluan apa sampai ma’am berusaha sampe seperti ini untuk galang” tanya zahra penasaran
“ada sesuatu yang ma’am gak bisa kasih tau kamu zahra. Oke kamu boleh keluar, oh iya jangan sampai ada yang lain tau tentang tugas ini ya.”
“oke ma’am!! Seep!!”
Zahra keluar dari ruang guru dengan bingung. Sebenarnya ada hubungan apa antara galang dan ma’am ida. Natasha menyamai langkahnya dengan langkah zahra.
“ra kok ma’am ida berubah sih?” tanya natasha
“yeee mana gue tau nat. Lagian gue kan seminggu gak masuk sekolah karena elo!”
“eheheh iyaa.. yaa sorry deh ra”
“eh kok banyak yang ngeliatin gue kayak begitu sih? Kayak ngeliat orang gila baru lepas aja tuh anak-anak?” tanya zahra pada natasha
“yaa ampuun zahra!! Elo lupa yaa kita udah beda alam. Cuma elo yang bisa ngeliat gue, yaa ampun ra kayaknya anak-anak pada ngira elo udah gila deh?!”
“oh iyaa ampun deh nat gue lupa!!”
------%%%------
Bel waktu pelajaran sekaligus bel manunjukkan waktu pulang. Siswa-siswa SMA Altarvia segera berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali zahra, dia berjalan menuju parkiran. Tapi saat dia sampai diparkiran seseorang menepuk pundaknya.
“heei elo mau lari? Elo lupa kalo elo dihukum hari ini disuruh ngepel 1 sekolah?” tanya orang tadi yang ternyata adalah Galang.
“ehmmm” zahra kikuk “yaa ampun gue lupa kalo hari inikan gue mesti ngejalanin hukuman”
Hello???” galang menjetikkan jarinya
“eh iyaa. Gue lupa”
Zahra segera berlari. Dia segera mengerjakan hukumanya itu. semakin cepat dia pulang semakin cepat pula dia jauh dari Galang. Itulah yang saat ini dia pikirkan,  Karena jujur saja zahra masih bingung harus bersikap seperti apa kepada Galang.
------%%%------
“gila nih guru ngasih hukuman aja disuruh ngepel begini, nyokap juga gak pernah ngasih hukuman kayak gini” zahra kesal sendiri manjalani hukuman ini.
“sabar aja ra.. ini sekalian elo belajar jadi cewek. Yaa namanya juga perempuan, mengepel kan juga merupakan tugas sebagai perempuan. Elo kan perempuan jadi mesti belajar!” kata natasha panjang lebar
“aaahhh diem lo bawel ahh gue mau cepet selesai nih, gue males harus berhadapan dengan tuuuu” zahra menunjuk ke arah galang yang berada di koridor sebrang.
“awkakakka eh ra elo ada ngerasa aneh nggak dengan cowok itu?”
“aneh? Dia emang aneh!!!”
“bukaaaan.” Jawab natasha “ kayaknya gue suka deh dengan tuh cowok” kata natasha penuh harapan
“wooooii nat elo sadar gak?? Elo dengan dia gak mungkin deh!!”jawab zahra kesal
Tanpa zahra sadari dia tadi berteriak membuat galang menoleh kepadanya. Walaupun  jauh tapi zahra dapat melihat arti dari pandangan galang itu. buru-buru zahra mengalihkan pandanganya dari cowok itu.
Setelah selesai pekerjaan itu galang menghampiri zahra. Dia membisikkan sesuatu, dan mengecup pipi kiri zahra. saat itu juga zahra langsung terlihat pucat, diam membeku ditempat.
“dia bilang apaa ra?” tanya natasha panik
“dia bilang ini saatnya buat elo. Tunggu cara mainnya dan elo akan tau semua jawabanya”
------%%%-----
Be elo bisa jemput gue?
Bisa posisi elo dimana sekarang?
Gue di cafe depan sekolah gue,cepet ya gue takut.
Oke gue OTW. Elo jangan kemana-mana 30menit lagi gue sampe
Galang menghampiri zahra di cafe didepan sekolahnya. Dia melihat zahra duduk sendiri dengan wajah pucat.
“halo cantik” sapa galang kepada zahra,menggoda.
Zahra mendongakkan kepalanya, dan melihat albe sudah duduk manis didepannya. Zahra diam, dia masih belum siap untuk bicara dengan cowok ini. Masih teringat dengan ucapan yang setengah jam lalu.
“apa mau lo?” tanya zahra kasar
“gue mau jalan dengan elo, elo ikut gue ya?”
“gila lo ya kita baru aja kenal elo udah berani ngajakin gue jalan?”
“iya, emangnya ada yang salah?”
“salah banget tau gak!!! GUE GAK MAU!!” zahra segera meninggalkan restoran itu. Baru saja zahra berjalan selangkah galang segera mencekal tangan kiri zahra.
“elo harus mau cantik, gak ada alasan untuk elo nolak ini!”
Galang menarik zahra dengan kasar, membuat zahra kehilangan keseimbangan dan jatuh. Galang yang juga berdiri dalam posisi yang tidak pas ikut terjatuh dan menimpa zahra, bibir zahra berdarah terkena bibir galang yang menimpanya. Untung saja badan galang tidak menimpa badanya. Kalau sampe badan galang yang atletik itu menimpa badan zahra yang mungil itu gak kebayang deh gimana jadinya!.
“AAAAAAA SHIT!!! ANJRIT LO!  Woi gila lo! Bisa-bisanya yaa akhhhh sumpah gue muak dengan elo!!” zahra memaki-maki galang, dan galang hanya memberikan senyum.
“untung aja ya ini cafe lagi sepi,”
“HAH? UNTUNG GUE BERHARAP BANGET KALAU INI CAFE RAME BANGET!!!”
“sssstttt bisa diem gak?” galang segera membekap mulut zahra, dan menyembunyikan zahra dalam pelukanya lalu membawanya keluar dari cafe. Dan membawa zahra pergi.
------%%%------
Albe tiba di cafe itu. tapi zahra sudah tidak berada di cafe itu, albe juga berulang-ulang kali menghubungi zahra tapi tidak ada jawaban. Albe semakin khawatir dengan mantan pacarnya  yang notabene juga sepupunya itu. albe mencari hingga kesekolah zahra tapi juga tak didapati cewek itu. mencari hingga radius 1km dari cafe itu namun tetap saja zahra tidak ditemukan. Yang dia temukan hanyalah mobil march biru milik zahra terparkir rapi didepan cafe itu.
------%%%------
Galang melarikan motornya dengan kecepatan tinggi.menembus seluk-beluk kota yang padat. Zahra yang diboncengi galang terlihat ketakutan. Wajahnya putih pucat bibirnya bergetar menandakan dia sangat ketakutan. Dipeluknya galang erat, badanya bersatu dengan galang. Galang hanya tersenyum merasakan ketakutan cewek yang ada dibelakangnya itu.
Motor galang mengerem mendadak. Ban belakang naik, dan suara decitan yang menusuk telinga. Sebuah mobil CR-V hitam memotong jalannya dan berhenti tepat didepan mereka. Sosok yang sangat zahra kenal keluar dari mobil itu. cowok yang hanya menggunakan celana pendek sendal jepit dan kaos oblong itu turun dari mobilnya.
“ALBE” teriak zahra
“zahra elo kemana aja? gue nyariin elo. Ini siapa?” tanya albe
“gue galang, elo siapanya zahra?”
“gue yang mestinya nanya elo itu siapa?? Hah?? Berani-beraninya bawa dia!!!”
“cantik elo diem aja disitu jangan kemana-mana oke?” galang menghampiri albe.
Natasha bantuin gue, kayaknya dua cowok ini mau berantem!!! Nat elo denger gue kan?? Zahra menggenggam liontin itu. natasha muncul di belakang zahra,
“ra elo gak kenapa-napa?” tanya natasha panik
Zahra menggeleng
“oke ra sebaiknya elo ikut gue, sekarang elo kosongin pikiran elo. Gue bakalan bawa elo langsung kedepan rumah elo”
“maksudnya?” tanya zahra lirih
“elo kosong............” ucapan natasha terhenti karena albe terkena bogem dari galang.
“BEEE” zahra berteriak. Namun galang tersenyum melihat ketakitan zahra.
“oke ra kita mesti pergi dari sini. Elo gak bisa disini.” Natasha berusaha mengingatkan zahra untuk tidak berada disana
“ta...ta..pi nat, albe gimana? Gue gak mungkin ninggalin dia.”
“elo ikut gue abis itu albe biar gue yang urus!!”
“caranya?”
“udah gue bilang kosongin pikiran elo, kalau pikiran elo kosong gue mudah untuk masuk kepikiran elo dan ngebawa elo pergi dari sini!!!”
Didepan mereka albe dan galang sedang berkelahi. Seharusnya perkelahian itu tidak perlu terjadi seandainya mereka mau berbicara. Tapi mereka berdua sama-sama egois. Dan perkelahian seperti ini pun tidak dapat dihindari. Mereka berdua serius berkelahi, saling menjatuhkan lawan. Tanpa mereka sadari zahra sudah menghilang dari sana. Menghilang tanpa jejak!. Galang yang menyadari pertama kali kalau zahra telah menghilang dari tempatnya menjadi lengah, dan saat itu langsung dimanfaatkan oleh albe. Satu tinju mulus mendarat di batang hidung galang. Galang lari mendekati motornya dan langsung menggas gila-gilaan motornya itu. begitupun albe segera masuk kedalam mobil, dan menyisuri jalan mencari zahra.
------%%%------
Singapura 16.15
Seorang laki-laki paruh baya mondar-mandir didalam ruang kerjanya, berulang-ulang kali melihat kearah telfon yang ada diatas mejanya. Telfon berderring, segera dia mengangkat telfon tersebut
“maaf sir, tugas hari ini gagal.”
“kenapa? kenapa bisa gagal?”
“tadi sedikit ada gangguan, jadi maafkan saya. Masih banyak waktu untuk menyelesaikan ini. Saya lihat sepertinya dia belum mengetahui apa-pun.”
“oke. Sebaiknya cepat, jangan sampai dia mengetahui semuanya. Awas sampai gagal nyawamu taruhannya”
“oke sir,”
Telfon disebrang ditutup, kegelisahan masih terlihat diwajah laki-laki paruh baya itu. takut jika sesuatu besar akan terjadi, dan aan menghancurkannya
------%%%------
Albe pulang kerumahnya dengan keadaan lebam disana-sini. Zahra telah duduk manis diruang tamu menanti kepulangan albe. Saat albe datang zahra segera membantunya berjalan karena  albe berjalan sempoyongan. Orang tua albe sedang dinas diluar kota, jadilah albe dirumah sendiri. Sedangkat pembantunya setiap sore pulang, dan datang lagi kalau pagi.
“duuh be gila elo kok sampe ancur gini?”
“ehmmm udah gak kenapa-napa kok, emang tuh oraang siapa sih?”
“gak tau gue, dia anak baru. Anak kelas 12. Gue jg gak kenal dan gak ngerti.”
“tapi keliatanya dia kenal dengan elo, gue bisa lihat.”
“ehh udh jangan banyak omong dulu, tuh luka dibibir malah makin gede” zahra mengompres bibir albe
“eh bibir elo kenapa tuh? Luka?” tanya albe sdikit khawatir
“eheh iyaa nih, kepentok sendok.” Jawab zahra ngasal
“hah??”
“udaah dieem, mau di obatin gak nih?”
“eheheh iyaa, iyaa eh elo nginep sini aja ya? Gue sendirian nih,”
“ehmm tapi besok gue sekolah.”
“ntaar gue suruh supir lo untuk nganter barang-barang buat elo sekolah besok, sekalian ngambil mobil lo. Mobil lo masih di sekolah kan?”
“oh iyaa, asli gue lupa kalo mobil masih disekolah. Ckckck gila yaa penyakit pelupa gue makin parah aja. eh iya be gue boleh minta tolong?”
“hmm minta tolong apa? Apasih yang nggak buat sepupu gue tersayang?” albe mengelus kepala zahra dengan halus.
“kemaren waktu gue ultah, elo bisa mintain gak rekaman cctv waktu natasha kecelakaan?”
“hmm bisa. Tapi untuk apa? Udah deh gak usah mikirin yang kemaren. Udaah yaa jangan diinget-inget lagi.”
“bukan gitu be, gue ngerasa ada yang ganjil aja dengan kecelakaan itu. seperti ada yang sengaja nyelakain natasha, dan menginginkan kematianya.”
“hmm elo tau dari mana?”
“dari nat... eh maksud gue feeling gue”
“hmm oke deh sekarang elo tidur,.. dikamar sebelah ya, kalau ada apa-apa teriak aja!”
“okeedeeh zidandralbe alfazri”
“huahahaha lengkap banget nyebut nama gue,. aahha oke deh kalo gitu Nezitra zahra istigfaningrum. “
Hari sudah larut malam. Tapi zahra masih saja terjaga, tak bisa sedikitpun dia pejamkan matanya. Pikirannya melayang dengan kejadian tadi pagi sampai sore. Pertanyaan siapa galang juga telah berjeret untuk dilontarkan. Apa maksud dari ma’am ida menugasinya untuk membuat galang lebih baik. Sebenarnya siapa itu galang? Pertanyaan itu memenuhi ruang dalam otaknya. “pasti ada hubunganya dengan liontin ini” gumam zahra dalam hati. Tiba-tiba ponselnya berdering segera dia angkat telfon itu. nomornya tak dikenali membuat zahra berhati-hati saat mengangkat telfon.
“halo manis belum tidur?” sapa cowok disebrang telfon
“hah?? Apa lo?”
“ja...”tuut...tuuutt... zahra segera memutuskan telfon itu
Heey ini baru awal, ada sesuatu yang mesti elo ketahui. Tungguin aja. perjalananya akan sulit.
Sebuah sms dari galang. Lagi-lagi membuat zahra takut. Hari ini sudah 2 kali galang seperti ini. Memberikan suatu kalimat yang sangat sulit untuk diartikan,..

------%%%------

Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...