♫♩ lalalala ♪♫
Sesak, sesak menahan air mata ini agar tak tumpah,
Namun masih saja bisa merembes melewati sisi-sisi rapuhku.
Sesak, sesak saat jantung ini dihujam dengan pahitnya kenyataan.
Begitu perihnya kenyataan ini. 
Hingga aku berharap ini hanyalah mimpi
Namun aku salah, ini kenyataan.
Ini hidupku,
Ini ceritaku,
Ini pilihanku.
Pahit memang tapi inilah pilihanku!
Bukan-bukan. Ini bukan pilihanku,
Tapi pilihanlah yang memilihku,
Kadang hidup gak ngebolehin aku untuk milih dari sebuah pilihan.
Tapi pilihan itu yang akan bertarung untuk memilih aku
Aku disini hanya seorang penonton,
Juga sebagai sutradara,
Dan juga sebagai pemain dalam film hidupku
Aku duduk menonton,
Berkomentar betapa jeleknya film ini.
Aku juga yang berteriak meneriakin pemain, karena akulah sutradaranya
Yang bodohnya pemain itu adalah aku
Akulah yang berakting, menangis, tertawa semuanya.
Berharap bahwa aku telah sangat baik memainkan peranku.
Namun aku salah,!
Aku payah dalam memainkan peranku itu 
Penonton yang tentu saja itu aku sendiri merasa kecewa!
Sangat kecewa!!!
Sutradara yang lagi-lagi itu adalah aku,
Merasa tidak puas, merasa semuanya sia-sia.
Sedangkan aku saat menjadi pemain, 
Hanya bisa pasrah, 
Walau sejujurnya aku marah!
Aku marah kenapa aku begitu bodoh dalam berakting,
Bahkan dalam sebuah film ku sendiri!
Yang kumainkan selama waktu berjalan bersamaku. 
Comments
Post a Comment