Skip to main content

Dia Harus Pergi..

Pernah satu kali aku meminta untuk sesorang agar dia tetap tinggal. Namun yang terjadi adalah dia mengatakan bahwa dia harus pergi. Aku selalu bilang padanya kalau dia ingin pergi dia harus ingat untuk pulang dan kembali. Jadi yang kulakukan adalah menunggunya  kembali. Hal bodoh memang, tapi yang dia katakan adalah dia hanya harus pergi bukan ingin menghilang.

Satu.. dua.. tiga.. empat entah sudah pada hitungan waktu keberapa aku menunggunya.      Bodoh bukan? Ya kusadari aku memang bodoh. Sangat bodoh. Tapi dia mengatakan dia ingin pergi bukan ingin menghilang. Kalau saat dulu dia katakan akan menghilang, tentu saja dengan mudah aku akan mengabaikannya.

Tunggu? Aku bodoh? Tidak tentu saja tidak. Tentu saja dia yang lebih bodoh. Jelas. Sudah sangat jelas. Dia bodoh dengan berbohong. Dia bodoh dengan pergi tanpa kembali. Dia bodoh dengan tidak bisa memaknai waktu. Dia.. dia bodoh..

Ahhhh... kalau dia yang bodoh berarti aku? Aku...  gila? Iya aku gila. Gila.. hahaha. Gila.. ya gila.. dan ini semua adalah kegilaan yang bodoh bukan? Ketika dia yang bodoh pernah bersamaku yang gila ini...


Mungkin nanti jika dia benar-benar menghilang dia akan tau rasanya dirindukan dengan sangat gila. Percaya saja angin akan selalu bertiup dan suatu waktu akan menyampaikan rindu gila ini pada orang bodoh itu.


Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...