Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Rasa dalam Mimpi

Ceritanya masih sama saat kali pertama dia menatapku. Membiarkanku berkaca pada bola matanya yang hitam pekat itu. Membawaku tenggelam bersama imaji yang entah kemana. Aku ingin, tapi semua inginku masih mengambang. Membirkannya menebak apa inginku itu sama saja seperti membunuhku. karna aku sendiri tak pernah tau apa yang sebenarya. Membiarkannya meraba apa yang kubutuhkan sama seperti membuatnya tersesat dalam ruang hampa. Dan aku sebagai ruang hampanya itu, tak ada  yang jelas disana. Hanya ada kosong. Aku masih sering bertanya apa ini mimpi atau bukan. Apa dia benar orang yang bisa kulihat dengan jelas dalam waktu yang sesungguhnya. Maksudku, orang yang sungguh sunguh bisa kulihat raganya dalam dunia nyata. Karena jujur saja aku selalu melihatnya hanya saat aku tertidur dan pikiranku sedang sangat kacau. Dia sering kali tiba-tiba muncul dan membuat pikiranku menjadi lebih baik. Dia yang jujur saja tak permah kukenal wajahnya. Tapi aku tau rasanya saat dia berada didekatk...

Rumah Kaca

Baru saja  aku mendengar lagi sebuah cerita menyedihkan tentang dia dan ‘cintanya’. Dia dan seseorang yang baru saja melepasnya. Menyedihkan mendenganya bercerita tentang betapa bodohnya dia saat itu. Dan kini hanya sesal yang mampu dia ungkapkan. Keterbiasaanya dengan hadirnya seseorang untuknya. Orang yang entah berapa tahun menjadi satu satunya dunia untuknya. Banyak cerita didalam dunia itu salah satunya adalah ada bahagia disana. Sampai akhirnya alasan yang disembunyikannya dalam waktu yang cukup lama itu menguap, merusak dunia kecilnya itu. Dunia kecil yang saat dulu ia kira cukup untuk membuatnya merasa bahagia tanpa batas. Dunia kecil yang sejak dulu dibangunnya dengan bersembunyi dibalik alasan alasan yang menyulitkannya dan dunia itu. Alasan yang dijaganya dengan sangat erat dan hati-hati. Dan kini alasan itu tak mampu lagi bersembunyi. Cukup cerita tentang dia dan cintanya itu. Hahahahaha cinta. Cinta dari seorang kekasih. Katanya. Entahlah,hingga saat i...

"Selamat Tinggal"

Aku tau mungkin ini bukan sekedar ucapan selamat tinggal. ini bukan ucapan selamat tinggal seperti biasanya ketika kau melambaikan tangan dan tiba tiba muncul kembali sambil memelukku. Berulang kali aku meyakinkan diri bahwa kau akan kembali. Entah berapa lama lagi waktu yang aku butuhkan pada akhirnya, kalau semua keyakinan yang telah susah payah aku hidupkan akhirnya punah juga. Aku punya kuasa atas kau. Kau melayang dan tenggelam atas kemauanku. Aku tau aku tak mungkin bisa lagi melambungkanmu, menerbangkanmu dengan tinggi, membiarkanmu melayang mengikuti inginku setelah baru saja semalam aku membenamkanmu, menginjakmu, bahkan menguburmu dalam-dalam hingga aku sadar bahwa aku telah membunuhmu. Salahku, ketika kau memangilku namun aku tak menoleh, ketika kau mengingankanku namun aku mengacuhkanmu, ketika kau mengatakan cukup namun terus saja aku melakukannya. Dan ya.. kini kau pergi. Hilang. Walau begitu kau masih saja terus kucari dalam memori-memoriku, mencari rasa...