Aku
tau mungkin ini bukan sekedar ucapan selamat tinggal. ini bukan ucapan selamat
tinggal seperti biasanya ketika kau melambaikan tangan dan tiba tiba muncul
kembali sambil memelukku. 
Berulang
kali aku meyakinkan diri bahwa kau akan kembali. Entah berapa lama lagi waktu
yang aku butuhkan pada akhirnya, kalau semua keyakinan yang telah susah payah
aku hidupkan akhirnya punah juga. 
Aku
punya kuasa atas kau. Kau melayang dan tenggelam atas kemauanku. Aku tau aku
tak mungkin bisa lagi melambungkanmu, menerbangkanmu dengan tinggi,
membiarkanmu melayang mengikuti inginku setelah baru saja semalam aku
membenamkanmu, menginjakmu, bahkan menguburmu dalam-dalam hingga aku sadar
bahwa aku telah membunuhmu.
Salahku,
ketika kau memangilku namun aku tak menoleh, ketika kau mengingankanku namun
aku mengacuhkanmu, ketika kau mengatakan cukup namun terus saja aku
melakukannya. Dan ya.. kini kau pergi. Hilang. 
Walau
begitu kau masih saja terus kucari dalam memori-memoriku, mencari rasa yang
mungkin masih tertinggal, eforia rasa yang muncul ketika kau berada didalamnya.
Kau
yang sebenarnya tak pernah ada.
Sebuah
mimpi yang mengambang dalam pikiranku. 
Sebuah
imaji yang tempatku memainkan rasa.
Dan
ya, kali ini kuakui aku kalah. Membiarkanku terjebak dalam kekacauan. Dan merelakan
satu satunya hal yang masih bisa menghidupkanku walau dalam kekacauan ini
hilang tanpa sadar. Hilang tanpa kutau jejaknya. 
Kau.
Satu satunya yang membuat pikiranku masih terasa waras walau hanya untuk diriku
sendiri. 
Semoga
aku belum terlambat untuk mengucapkan selamat tinggal juga untukmu... 
“Selamat
Tinggal”
Comments
Post a Comment