Skip to main content

Bagai Pendosa

Dia tak pernah tau batas apa yang bisa menahannya. Dia tak pernah tau kapan harus berkata cukup pada keadaannya. Semakin lama semakin erat dia terikat. dirinya terikat pada hal-hal yang tak pernah ia ketahui. Semakin banyak ia tau, rasanya dia semakin bahagia. 
Semu.

Dia tak pernah tau ada  apa lagi disana. Dia mendengar, melihat, menyentuh tapi dia tak tau apa yang di dengarnya, dilihatnya atau pun disentuhnya. Membuatnya penasaran dan tertarik. Senyumnya mengembang saat lagi  lagi menemukan hal hal yang belum pernah ia jumpai. Seperti anak kecil yang menemui dunia dunia baru dan sialnya dia selalu tertawa untuk itu.

Terus menerus ia mengikuti inginnya yang tak terbatas. tak pernah ada kejelasan untuk itu. Kadan, ia merasa hal hal yang tak terbatas dan tak jelas itu sangat menyenangkan. Bayangkan saja bagaimana kau bisa merasakan saat seluruh yang kau punya tak berbatas, apapun bisa kau lakukan. Atau coba saja kau  pikirkan saat seluruh hal yang akan terjadi padamu tak pernah kau ketahui sebelumnya,  tidak pernah jelas keberadaannya. dan ketika dia muncul dia selalu mengejutkanmu. Ahh menyenangkan baginya mendapati hal hal seperti itu.

Hingga ia merasa bosan karena tak ada hal yang bisa menahannya. Dirinya  sendiri  sebenarnya telah kalah sejak lama. Kendalinya hilang sejak saat itu. Dan  Apapun yang dia lakukan akhirnya menjadi sebuah kegilaan. Dan dia berusaha meyakinkan diri bahwa dia menikmatinya.


Bukan apa, saat ini dia tak tau harus melakukan apalagi selain menikmati kegilaan-kegilaany bagai pendosa..Dia tak pernah tau batas apa yang bisa menahannya. Dia tak pernah tau kapan harus berkata cukup pada keadaannya. Semakin lama semakin erat dia terikat. dirinya terikat pada hal-hal yang tak pernah ia ketahui. Semakin banyak ia tau, rasanya dia semakin bahagia. Semu.

Dia tak pernah tau ada  apa lagi disana. Dia mendengar, melihat, menyentuh tapi dia tak tau apa yang di dengarnya, dilihatnya atau pun disentuhnya. Membuatnya penasaran dan tertarik. Senyumnya mengembang saat lagi  lagi menemukan hal hal yang belum pernah ia jumpai. Seperti anak kecil yang menemui dunia dunia baru dan sialnya dia selalu tertawa untuk itu.

Terus menerus ia mengikuti inginnya yang tak terbatas. tak pernah ada kejelasan untuk itu. Kadan, ia merasa hal hal yang tak terbatas dan tak jelas itu sangat menyenangkan. Bayangkan saja bagaimana kau bisa merasakan saat seluruh yang kau punya tak berbatas, apapun bisa kau lakukan. Atau coba saja kau  pikirkan saat seluruh hal yang akan terjadi padamu tak pernah kau ketahui sebelumnya,  tidak pernah jelas keberadaannya. dan ketika dia muncul dia selalu mengejutkanmu. Ahh menyenangkan baginya mendapati hal hal seperti itu.

Hingga ia merasa bosan karena tak ada hal yang bisa menahannya. Dirinya  sendiri  sebenarnya telah kalah sejak lama. Kendalinya hilang sejak saat itu. Dan  Apapun yang dia lakukan akhirnya menjadi sebuah kegilaan. Dan dia berusaha meyakinkan diri bahwa dia menikmatinya.

Bukan apa, saat ini dia tak tau harus melakukan apalagi selain menikmati kegilaan-kegilaany bagai pendosa..

Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...