Skip to main content

tentang Rindu

Malam itu untuk pertama kalinya kudengar tentang rindu. Rindu dalam arti yang sebenar-benarnya. Dia datang dibawah remangnya cahaya bulan,  aku hanya diam memandangnya.  Berharap ia tak benar-benar datang ke sisiku. Aku membisu menyembunyikan diriku dalam bayangan gelap. Berusaha agar tak terlihat.
            Ternyata usaha ku sia-sia. Dia bisa menemukanku dalam bayangan sang gelap. Senyumn samarnya menyapaku. Senyum yang sudah sekian lama kuhindari. Saat itu juga aku sadar bahwa aku sungguh merindu.
            Rindu lengannya yang sering menjadi bantal tidurku saat aku sedang direngkuh semesta. Rindu suaranya yang sering bernyanyi bersama ombak. Rindu bibirnya yang selalu tersenyum menyapaku dan dengan angkuhnya menciumku. Rindu dingin tubuhnya yang menjadi cerita paling menyenangkan saat aku butuh  cerita menakjubkan
            Sebenarnya Ceritaku sungguh menakjubkan. Setiap nafas yang kupunya hanya untuk membuat cerita-cerita menakjubkan. Dan cerita-cerita itu khusus untuk membuatku merasa hal hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Aku terus menerus mencari rasa pada cerita cerita itu sampai pada akhirnya aku sadar bahwa aku jenuh. Semua hal yang kulakukan berakhur pada rasa yang sama. Tapi aku selalu menyangkalnya walaupun dia sudah sangat sering mengingatkanku. Aku selalu saja berkata  itu tidak mungkin, namun dia selalu saja meyakini ketidakmungkinan itu adalah kemungkinan terbesar yang akan terjadi dan bodohnya aku selalu marah saat dia meningatkanku, 
Ssemua hal itu akan diakhiri pada kebenaran dari ketidakmungkinan yang menjadi kemungkinan. Lagi-lagi akuhanya bisa marah pada aku yang tak pernah mau peduli ada yang kudengarkan. Aku  selalu kabur dan bersembunyi saat hal itu muncul. Menghilang darinya hingga ku yakin bahwa dia takkan bisa menemukanku.
 Ceritaku kembali pada hal menakjubkan berikutnya. Aku menikmati kebodohanku dengan bodoh..\menikmati rindu yang tak kunjung usai. Berusaha sekeras ku bisa, mengerahkan apa yang kupunya untuk bersembunyi. Meyakinkan bahwa dia takmungkin bisa menemukanku disini.  
Namun tetap saja usahaku lagi-lagi sia-sia. Mungkin karena dia telah teriasa untuk isa menemukanku ditempat tergelap dan tersembunyi.
Tanpa aba-aba dia berhasil menarikku keluar. Berdiri bersamanya dalam remang. Menikmati setiap detail wajahnya.
Dia tak mengucapkan satupun kata rindu. Tidak pula bersuara bahwa senang melihatku kembali. Yang dia lakukan pertama kali adalah memelukku, mencium bibirku dengan akuhnya. Ciuman yang tak ernah kutau kapan usainya.
Disanalah rindu yang selama ini ia pendam menguap. Emosiy terhadapku terbayar pada ciuman agkuhnya untukku. Mendominasi setiap sudur bibirku. Ia memelukku erat tak membiarkanku bernafas, karena ia tau ketika aku mulai bernafas lagi maka aku akan membuat cerita-cerita menakjubkan yang memiliki akhir yang sama.

Kali ini dia benar-benar tak membiarkanku lepas...

Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...