Malam itu untuk pertama kalinya kudengar tentang
rindu. Rindu dalam arti yang sebenar-benarnya. Dia datang dibawah remangnya
cahaya bulan,  aku hanya diam
memandangnya.  Berharap ia tak
benar-benar datang ke sisiku. Aku membisu menyembunyikan diriku dalam bayangan
gelap. Berusaha agar tak terlihat.
            Ternyata
usaha ku sia-sia. Dia bisa menemukanku dalam bayangan sang gelap. Senyumn samarnya
menyapaku. Senyum yang sudah sekian lama kuhindari. Saat itu juga aku sadar
bahwa aku sungguh merindu. 
            Rindu
lengannya yang sering menjadi bantal tidurku saat aku sedang direngkuh semesta.
Rindu suaranya yang sering bernyanyi bersama ombak. Rindu bibirnya yang selalu
tersenyum menyapaku dan dengan angkuhnya menciumku. Rindu dingin tubuhnya yang
menjadi cerita paling menyenangkan saat aku butuh  cerita menakjubkan
            Sebenarnya
Ceritaku sungguh menakjubkan. Setiap nafas yang kupunya hanya untuk membuat
cerita-cerita menakjubkan. Dan cerita-cerita itu khusus untuk membuatku merasa
hal hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. 
Aku terus menerus mencari rasa pada
cerita cerita itu sampai pada akhirnya aku sadar bahwa aku jenuh. Semua hal
yang kulakukan berakhur pada rasa yang sama. Tapi aku selalu menyangkalnya
walaupun dia sudah sangat sering mengingatkanku. Aku selalu saja berkata  itu tidak mungkin, namun dia selalu saja
meyakini ketidakmungkinan itu adalah kemungkinan terbesar yang akan terjadi dan
bodohnya aku selalu marah saat dia meningatkanku,  
Ssemua hal itu akan diakhiri pada
kebenaran dari ketidakmungkinan yang menjadi kemungkinan. Lagi-lagi akuhanya
bisa marah pada aku yang tak pernah mau peduli ada yang kudengarkan. Aku  selalu kabur dan bersembunyi saat hal itu
muncul. Menghilang darinya hingga ku yakin bahwa dia takkan bisa menemukanku. 
 Ceritaku kembali pada hal menakjubkan
berikutnya. Aku menikmati kebodohanku dengan bodoh..\menikmati rindu yang tak
kunjung usai. Berusaha sekeras ku bisa, mengerahkan apa yang kupunya untuk
bersembunyi. Meyakinkan bahwa dia takmungkin bisa menemukanku disini.  
Namun tetap saja usahaku lagi-lagi
sia-sia. Mungkin karena dia telah teriasa untuk isa menemukanku ditempat
tergelap dan tersembunyi. 
Tanpa aba-aba dia berhasil menarikku
keluar. Berdiri bersamanya dalam remang. Menikmati setiap detail wajahnya. 
Dia tak mengucapkan satupun kata rindu.
Tidak pula bersuara bahwa senang melihatku kembali. Yang dia lakukan pertama
kali adalah memelukku, mencium bibirku dengan akuhnya. Ciuman yang tak ernah
kutau kapan usainya. 
Disanalah rindu yang selama ini ia
pendam menguap. Emosiy terhadapku terbayar pada ciuman agkuhnya untukku.
Mendominasi setiap sudur bibirku. Ia memelukku erat tak membiarkanku bernafas,
karena ia tau ketika aku mulai bernafas lagi maka aku akan membuat
cerita-cerita menakjubkan yang memiliki akhir yang sama. 
Kali ini dia benar-benar tak
membiarkanku lepas...
Comments
Post a Comment