Pilu ku tak mau pergi. Aku tak lagi
seperti dulu. Duniaku berputar dalam
rasa jenuh dan bosan serta lelah. Hanya itu. Bukan cerita-cerita bodoh yang
penuh tawa, bukan pula cerita sedih yang bisa membuatmu bercucuran air mata. Tidak
lagi. Hanya pilu yang tersisa dalam ceritaku saat ini.
Akan kujelaskan beberapa hal pilu yang
saat ini tinggal dalam ceritaku. Hal-hal yang tersisa dalam ceritaku. Ini bukan
tempatku. Aku tau itu, tapi kurasa aku telah terlau banyak mengumpulkan cerita
hingga aku tiba di dunia pilu ini. aku tiba di tempat dimana aku merasa bingung
dengan apa yang akan kulakukan. Aku berada di tempat dimana aku tidak tau harus
melakukan apa. aku sedang melakukan segala hal dalam kebingungan bahkan
ketidaktahuan.
Resahku semakin menjadi. Bukan hal yang
kusenangi tentunya. Aku menarik diri dari lingkungan sosialku dari yang
sebelumnya aku adalah seseorang yang sangat bersosialisasi. Aku lebih banyak
diam dan hanya melihat, beberapa kali aku bahkan hanya mendengarkan dan
terlihat seolah tak peduli. Ini bukan tempatku.
Aku tau itu.
Dulu aku adalah orang yang senang
bercerita. Sungguh cerita-ceritaku sangat menakjubkan beberapa bahkan tidak
dipercaya sebagai sebuah kenyataan. Aku tersenyum dan tertawa sepanjang hari. Berganti-ganti
teman sesuai dengan kebutuhanku. Selalu menemani dan di temani. Mendebatkan
banyak hal yang tak penting. membuat orang-orang kesal Aku sebagai manusia saat
itu merasa benar benar menjadi manusia.
Sekarang, bukankah sudah ku bilang tadi?
Aku menarik diri dari lingkungan sosialku. Aku berbicara hanya pada hal- hal
yang menurutku perlu. Aku hanya diam dalam ruanganku yang gelap tanpa apapun. Menghabiskan
banyak angan yang tak bisa kuhitung. aku tidak lagi melakukan hal-hal bodoh. Tidak
bertemu dengan orang-orang asing. Bahkan aku tidak menikmati kopi untuk
beberapa saat.
Aku tau, kurasa aku sedang sakit.
Aku pernah berada ditempat dimana aku
menjadi pesakitan. Saat aku jalan terpincang dan orang-orang melihatku dengan
sebelah mata. Saat suaraku tak terdengar, ragaku tak terlihat, diabaikan, dan terkucilkan.
Tapi kurasa saat itu aku masih baik-baik saja. Setidaknya aku sempat menangis
saat hal-hal itu terjadi. Aku tau yang ingin kulakukan selain menangis adalah
membuktikan. Dan ya, aku berhasil membuktikan banyak hal. Yang pada akhirnya
aku hanya tau tertawa dan bahagia setelah itu. Hanya itu yang kutau.
Ah kenangan-kenangan aku dulu akhirnya
berputar dikepalaku.
Aku muak dengan kata bahagia. Sungguh! Aku
terlalu banyak merasa bahagia itu hingga aku kebingungan seperti sekarang. Tidak
jadi pesakitan, tidak juga jadi si penyenang. Cerita cerita saat dulu entah
menguap dimana. Aku benar benar merasa tidak tau apa apa, tidak merasa kalut
tentang apa yang akan terjadi seperti seharusnya. Aku tak pernah tau.
Maafkan aku. Kurasa kalimat kalimat
diatas bukanlah cerita yang ingin kutulis.
Comments
Post a Comment