Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Kemarin malam

Tuan? malam tadi saya merasakan. tuan. hadir disebelah saya. saling merayu. membuatkan satu server kopi untuk saya malam itu.  rasa kopi itu masih terekam hingga sekarang  bahkan aroma kopi saat tuan mencumbu pun masih saya ingat. entahlah. mungkin saya mabuk semalam.  setelah malam panjang dengan para bujangan.  berdansa tanpa lelah,  bir ditangan tidak terlepas, sesekali meneguknya tanpa nafas. dengan mereka laki laki tua yang duduk memandangi saya yang sedang berdansa. satu dua orang datang dan berdansa bersama saya.  membawakan beberapa botol untuk saya habiskan. malam itu saya hanya tersenyum. pada mereka yang menikmati kebolehan saya.  Tidak, tentu saja saya tidak mabuk semalam.  Ya bukan tuan yang datang semalam. tapi saya yang lelah pulang kepada Tuan. saya ingat. tuan tidak datang.  Tuan masih sama dengan yang terakhir saya ingat. lengan kokoh berlukis tato kesukaan sa...

Halo Nona

halo Nona.  lama tak berjumpa. sudah lama saya tidak mendrngar cerita nona. saya lihat nona tidak seperti biasanya, kemana rambut panjang nona?  saya tau, nona sedang menggila bukan?  apa karena tuan?  oh sepertinya malam ini lagi lagi nona bertingkah aneh. saya tau, diam diam nona merasa bersalah.  lagi dan lagi nona melalukan hal bodoh. yaaaa saya tau nona. nona mungkin kehilangan tuan bukan? yaaa saya mengerti.  bibir merah nona sudah tak lagi menarik, tubuh molek nona juga sudah tak lagi menggoda.  ah bodohnya Nona.  saya tau.  setelah baru saja nona merasa senang sekali lagi nona harus menanggung derita.  mungkin akan kehilangan tuan. lagi.  terseok dalam ruang kosong yang ada dalam tubuh nona.  tidak apa apa nona.  saya akan menuliskan setiap cerita nona.  oh.  saya tau, nona ingin bersama tuan? sudahlah nona, Tuan sedang sibuk.  ...

Sayang

Aku cukup sadar diri untuk tidak mengganggumu, sayang. Setidaknya itu yang sedang aku usahakan. Bukan lagi nyaman bercengkrama denganmu. Namun nyaman untuk berlari menghindar. Tidak. Aku tidak sedang patah hati karena mu, sayang. Aku hanya sedang menjagamu dari rasa kecewa. Aku tau kau saat ini sedang bersenang-senang dengan kesenanganmu. Aku mengerti jika kesenanganmu itu bukan lagi aku. Gadis bodoh yang menunggu kabarmu. Menanti ajakanmu untuk berjumpa. Mengharapkan kehadiranmu didepan pagar dengan senyummu. Dan memelukku saat aku menghampirimu. Lalu bersama kita bercerita hingga larut. Tidak, bukan lagi aku yang jadi kesenanganmu untuk itu semua. Pedulikan omong kosong yang sedang kau mainkan, sayang. Aku mungkin terlalu tergila-gila dengan bualanmu. Tidak, bukan hanya sekedar bualan tapi juga belaianmu. Sentuh yang setiap saat membuatku mengenang.  Sama sepertimu, aku sedang bersenang-senang dengan kesenanganku. Kau. Sayang Mungkin aku terlihat terlalu banyak membuan...