Skip to main content

Tangan Dekil Saya

saya rindu tuan,

berkisah hingga pagi.

mengimajikan apa apa saja yabg ada dalam benak



membuat cerita di lembar lembar buku tua

tak terbaca 

karena saya cukup sadar diri dengan tulisan tangan saya



mungkin saya salah satu diantara mereka yang tak begitu senang saat ceritanya dibaca.

saya hanya senang menuliskannya saja

memgimajikannya dengan bebas



contohnya malam kemarin

saat tuan tertidur pulas di sebelah saya

tampak seperti bayi yang tertidur setelah kenyang menyusu pada ibunya.

persis seperti tuan malam kemarin

setelah menyusu dan tertidur



awalnya, saya hanya mengimajikannya 

bagaimana bisa seorang Nona macam saya bisa berjalan bersama si Tuan yang tau segala.

bagaimana bisa Nona hina macam saya bisa beriringan dengan Tuan.

bagainana bisa Nona bodoh macam saya bisa bersanding dengan tuan.



saya hanya tau menuliskan nya dalam lembar lembar kertas sisa ujian barusan

tentang angan saya untuk sekedar berkeliling bersama Tuan



ah,

angan saya malam kemarin benar terjadi 

bahkan Tuan saya mau menggenggam tangan saya yang dekil ini.

berjalan beriringan bersanding dengan saya



senangnya hati Nona malam kemarin.



ah seandainya saja Tuan, 

malam ini seperti malam kemarin..

Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...