Malam Gelap di
Persimpangan
-Perempuan yang tak mau patah hati-
saya jadi ingat tentang cerita jalan dan persimpangannya.
saat itu.
tentang pekatnya malam perpisahan
juga tentang hujan saat histerisnya
tentang malam tanpa selamat malam seperti biasanya
tentang perempuan yang berjalan terseok sedang kekasihnya telah berlari. menyeretnya hingga luka menyayat sekujur tubuhnya.
saat itu
malam sendu.
sendiri perempuan itu menangis
hujan tidak turun lagi
terisak dia di gelapnya mendung malam hari.
meringis perih luka lukanya yang berdarah segar, beberapa memang telah mengering
namun pedihnya semakin menyayat.
kasih yang diharapkan telah hilang di persimpangan jalannya.
sempat berharap akan bertemu lagi di persimpangan selanjutnya.
tak apa tak lagi berjalan berdampingan.
setidaknya perempuan itu tak perlu menambah luka baru.
hanya perli bersabar bermain dengan waktu dan pengharapannya
dikenakannya topeng topeng nya.
dilapisnya kasih dan harapnya.
sempat tidak lagi mau memberi kasih
berlagak seolah dia tidak pernah mengasih.
hingga lama dia berjalan sendirian.
sampai di persimpangan bertemu dengan orang asing.
mengais kasih agar tertolong. setidaknya hingga dipersimpangan berikutnya.
lama kelamaan perempuan itu menikmati jalannya.
bersama merrka yang asing.
mengais kasih juga materi.
menebalkan topeng topengnya hingga lupa bahwa dia selalu bertopeng.
kini perempuan itu telah mampu berlari..
seorang orang asing mengajarinya
untuk mengasih
melepas satu demi satu topeng yang telah melekat erat diwajahnya
perempuan itu menangis.
dimalam sendu
hujan juga tidak turun lagi
mengais kasih dari kekasihnya.
-Perempuan yang tak mau patah hati-
saya jadi ingat tentang cerita jalan dan persimpangannya.
saat itu.
tentang pekatnya malam perpisahan
juga tentang hujan saat histerisnya
tentang malam tanpa selamat malam seperti biasanya
tentang perempuan yang berjalan terseok sedang kekasihnya telah berlari. menyeretnya hingga luka menyayat sekujur tubuhnya.
saat itu
malam sendu.
sendiri perempuan itu menangis
hujan tidak turun lagi
terisak dia di gelapnya mendung malam hari.
meringis perih luka lukanya yang berdarah segar, beberapa memang telah mengering
namun pedihnya semakin menyayat.
kasih yang diharapkan telah hilang di persimpangan jalannya.
sempat berharap akan bertemu lagi di persimpangan selanjutnya.
tak apa tak lagi berjalan berdampingan.
setidaknya perempuan itu tak perlu menambah luka baru.
hanya perli bersabar bermain dengan waktu dan pengharapannya
dikenakannya topeng topeng nya.
dilapisnya kasih dan harapnya.
sempat tidak lagi mau memberi kasih
berlagak seolah dia tidak pernah mengasih.
hingga lama dia berjalan sendirian.
sampai di persimpangan bertemu dengan orang asing.
mengais kasih agar tertolong. setidaknya hingga dipersimpangan berikutnya.
lama kelamaan perempuan itu menikmati jalannya.
bersama merrka yang asing.
mengais kasih juga materi.
menebalkan topeng topengnya hingga lupa bahwa dia selalu bertopeng.
kini perempuan itu telah mampu berlari..
seorang orang asing mengajarinya
untuk mengasih
melepas satu demi satu topeng yang telah melekat erat diwajahnya
perempuan itu menangis.
dimalam sendu
hujan juga tidak turun lagi
mengais kasih dari kekasihnya.
Comments
Post a Comment