Skip to main content

Temui saya, Tuan

Tuan, saya rindu.
lihat saya sekarang terjebak dalam nostalgia masa lalu.
dengan tuan didalamnya.

pernah ada bertangkai tangkai mawar layu yang tuan serahkan.
atau omong kosong di kedai kopi yang biasa kita perdebatkan. 
saya sedang terjebak dalam memori saat lengan bertato mawar hitam tuan merengkuh saya.
membiarkan saya menangis sejadi jadinya saat saya sedang seperti ini.
tuan membukakan pintu ruang gelap itu
menidurkan saya yang sedang sesenggukkan menunggu pagi
merintih perih meresah.
saya si pesakitan.

saya tau jika tidak sepatutnya saya lakukan ini..
tapi bukankah tuan begitu kejam 
menggoreskan begitu banyak kenangan juga angan pada saya
harap harap cemas tentang hal hal itu.

saat ini saya sedang duduk di sebiah kedai kopi yang sedang sibuk.
selayaknya saya duduk sendiri.
menunggu tuan duduk dihadapan saya.
kembali meremas buku buku jari saya dan mulai bercerita.

temui saya tuan.
malam ini.
di ruang kesayangan tuan.
akan saya tunggu disana.
dalam ruang gelap yang jadi teman saya menangis sesenggukkan.
juga desah angin malam ini saat saya sedang merintih mengikuti desahnya

Comments

Popular posts from this blog

Illusion

I am the most miserable. Why ? you know my figure is someone who have so many dreams. And always doing whatever i want as much as possible. I always laugh out load that i could. Or run and jump as i want.  Even,  I please speak with invective. Bad indeed, but it was feel better than now. Now, I’m just sit and  stare blankly to  all directions. Silence without a cup of coffee like  normally. There are just some fucking papers that contains scratch without clarity. Or, when I'm just sitting among the noisy sound that pierced my ears. It's annoying because my lips can’t speak as usual. Even, to greet them were sickening.  I am very lazy. It’s NOT me. But, here i am now. Only talking with myself without voice anymore. I’m gonna insane. But, i really really lost my directions. Even to speak, i don’t know how to do it. I asked. Where it was started? Silence, Quiet, I remember, the last time i has my voice is when my last trip. ...

Dia, di pojok bayangan

            Saya telah kehilanga dia lagi. Bodohnya saya. Membiarkan lagi dan lagi merasa hal yang tidak menyenangkan. Terbuang             Bukankah begitu? Jadi jalang sangat menyakitkan. Tapi entah mengapa saya menikmatinya. Berkali-kali saya menyakinkan diri untuk berhenti. Namun mereka terlalu sayang untuk diabaikan.             Saya memang bodoh bagi kalian. Merelakan ‘tubuh’ saya untuk ‘dijual’. Saya akui itu. Tapi saya tidak pernah bosan untuk berpura-pura tersenyum pada kalian yang selalu merendahkan saya. Meremehkan saya untuk banyak hal yang memang tidak ingin saya lakukan. saya tidak peduli kalian senang atau tidak. Saya tidak peduli kalian marah atau kecewa. Saya tidak peduli.             Saya peduli pada dia. dia yang terluka. dia yang menderita. dia yang sendiri. dia ...

Beda tapi Sama

aku paham bahwa aku selalu jadi berbeda, bukannya tak pernah sama. tapi hanya dengan berbeda aku merasa 'istimewa' .  bagiku, berbeda bukan berarti berani untuk tidak 'diterima'.  aku hanya sadar perbedaan ini ada karena aku telah 'menerima' siapa aku dan mereka. aku sangat merayakan perbedaan. biarkan aku tetap menjadi aku,  kau tetap menjadi kau,  kalian tetap menjadi kalian,  mereka tetap menjadi mereka,  kami tetap menjadi kami.  tidak harus jadi masalah. karena kita adalah kita. “ we have different cultures” aku menemukan penyangkalan karena perbedaan. Biasanya bisa lebih parah ’ kau kan perempuan’ ini juga yang sering aku dengarkan tentang bagaimana perbedaan  selalu menjadi penyangkalan.   “toh kita tinggal di bumi yang sama”  ini beda lagi, terkadang aku juga menemukan persamaan sebagai pembelaan. “ gapeduli asalanya dari mana kita manusia punya hak yang sama” masih sama tentang persamaa...