Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Tangan Dekil Saya

saya rindu tuan, berkisah hingga pagi. mengimajikan apa apa saja yabg ada dalam benak membuat cerita di lembar lembar buku tua tak terbaca  karena saya cukup sadar diri dengan tulisan tangan saya mungkin saya salah satu diantara mereka yang tak begitu senang saat ceritanya dibaca. saya hanya senang menuliskannya saja memgimajikannya dengan bebas contohnya malam kemarin saat tuan tertidur pulas di sebelah saya tampak seperti bayi yang tertidur setelah kenyang menyusu pada ibunya. persis seperti tuan malam kemarin setelah menyusu dan tertidur awalnya, saya hanya mengimajikannya  bagaimana bisa seorang Nona macam saya bisa berjalan bersama si Tuan yang tau segala. bagaimana bisa Nona hina macam saya bisa beriringan dengan Tuan. bagainana bisa Nona bodoh macam saya bisa bersanding dengan tuan. saya hanya tau menuliskan nya dalam lembar lembar kertas sisa ujian barusan tentang angan saya untuk sekedar berkeliling bersama Tuan a...

-Selamat pagi sayang ku sayang-

-Selamat pagi sayang ku sayang- aku ingat, pagi hari itu sebelum aku mengunjungi ujung selatan pulau jawa ini,  aku dengen manjanya bergelung dilenganmu. menghitung 6 kelopak mawar hitam yang berumah dilenganmu. pagi itu, saat paling sulit membangunkanmu  bahkan beratus ciuman yang ku sapukan pada tubuhmu tak bisa membuatmu bangun... teriakanku di kamarmu saat itu pun juga tak membantumu sadar. . pagi itu, saat aku tersadar seorang diri, mendekap tubuhmu yang tak hangat lagi  membelai tubuhmu yang mulai kaku tanpa ku tau, . pagi itu, saat aku masih menghitung ke 6 kelopak mawar hitam dilenganmu. dan aku tau, senyumku tak semudah dulu... pagi itu, aku merintih memelukmu. aku paham, ini kali terakhir sayangku. sore ini, sedang ku kenang satu dua senang mu dengan angin dari lautan menghantam ku. ingin rasanya ku melempar tubuhku terjun bebas tenggelam pada si biru mengingat dingin tubuhmu yang terakhir kali. juga tubuhku y...

si Rendahan

♫♩ lalalala ♪♫ Cerita saya memang tak pernah menarik hati Tuan. hahaha mau semanis apapun saya tersenyum harap harap tuan mendngarkan cerita panjang saya. percuma. saya harus terima dengan sulit untuk berbalik badan dan pergi. mungkin tuan saya sedang tak enak hati mungkin saya bisa kembali kapan kapan meski cerita saya sudah tak bisa lagi diceritakan. membaca setiap baris kata saya pun tidak. hahaha pagi tadi saya sudah terusir dengan baik. saya saja yang masih tak tau diri masih berharap sesekali menoleh Tuan saya malah membuang muka, atau sesekali berteriak agar saya cepat menghilang. mungkin saya memang serendahan itu bagi si Tuan. sangat sangat Rendah. bahkan banyak usaha yang telah saya lakukan untuk Tuan saya semacam tak ada harganya. malah menjadi hutang. serendah itu saya ya... sangat rendahan. ah sedih saya. menangislah saya . dipeluk air hangat hingga pagi... tetap saya masih sungguh menyenangi Tuan saya.

Langkah Seorang Diri

setelah ini,  sedang saya tanamkan dalam dalam pada diri saya untuk memulai langkah seorang diri lagi.  cukuplah bayangan saya jika sedang terik yang hadir menemani saya dalam bentuk apapun bukannya apa Tuan, saya paham jika keyakinan Tuan sedang goyah pada saya yang tak tentu arah saya mengerti jika kebingungan Tuan cukup rumit tenrang saya yang masih terlalu pudar pelan-pelan saya lepaskan langkah kaki tuan.  saya perhatikan dari belakang punggung tuan hingga saya tertinggal jauh tanpa tuan sadar jika saya tidak lagi ada. pelan-pelan tuan  saya akan berjalan lagi seorang diri, meratapi punggung tuan yang sedang menjauh. saya yakin,  pada langkah-langkah kaki tuan berikutnya akan ada seorang Nona lain yang bisa Tuan yakinkan. untuk terus melangkah bersama kaki tuan. jangan tanya pedih nya saya,  bahkan sejak awal pun saya paham tuan,  saya merasa senang juga lelah bersamaan. sebelum saya mem...