Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2018

Jalang yang Kelelahan

jadi ceritanya jadi ceritanya si nona ini semacam jalang dibenak orang orang. jadi ceritanya si nona ini semacam orang aneh dipandang orang orang. jadi ceritanya si nona ini pada dasarnya sama seperti nona nona lainnya. jadi ceritanya si nona ini senang bermain dengan tuan tuannya  lalu ceritanya sinona ini terjebak tapi bukan dengan tuan tuannya.. nona ini terjebak terkukung oleh orang asing yang tidak diduganya. sehingga ceritanya orang orang tidak percaya si nona ini bisa terjebak juga. si nona ini bisa berpegang.. setidaknya.  maka orang orang tidak percaya jika si nona ini bisa lelah juga dengan cerita cerita nya. yaaa begitulah cerita si nona ini semacam jalang yang sedang kelelahan lalu terjebak juga pada rengkuhan si orang asing.  sialan!

Ruang Sendu

saya punya ruang sendu yang tidak tertutup  hanya sedikit tersembunyi.  kadang kala juga tidak bisa ditemukan. ruang itu pucat suram. tidak ada manusia lain hanya ada sosok sosok kelam. tidak jelas itu apa. yang pasti bukan manusia. mana ada manusia yang bisa mengunjungi ruang sesuram ruang sendu saya. ah dasar manusia manusia sialan.  tukang dusta  membawa rona derita memerah memaku haru  pura pura tidak mau tau  padahal mencari tau  tapi berdusta  ah manusia manusia

Separuh

setengah separuh  dari Nona sedang gusar saya sudah lama tidak bercerita dan mendengarkan ceritanya saya pikir nona telah baik baik saja hingga tidak pernah bercerita haha memang saya lihat nona sudah sangat baik saat ini mungkin hanya separuh dari nona yang gusar tentang hal yang pasti  ketidakpastian tentang pengharapan yang membumbung  mengikat erat separuh Nona yang lain. saya sarankan lebih baik nona pulang saja  berpangku dengan kesayangan nona melepaskan separuh nona itu mendapat pastinya memenuhi harapannya hingga dipemberhentian selanjutnya. atau perjalanan berikutnya

Tak mau Patah Hati

Malam Gelap di Persimpangan -Perempuan yang tak mau patah hati- saya jadi ingat tentang cerita jalan dan persimpangannya. saat itu. tentang pekatnya malam perpisahan juga tentang hujan saat histerisnya  tentang malam tanpa selamat malam seperti biasanya  tentang perempuan yang berjalan terseok sedang kekasihnya telah berlari. menyeretnya hingga luka menyayat sekujur tubuhnya.  saat itu  malam sendu.  sendiri perempuan itu menangis  hujan tidak turun lagi  terisak dia di gelapnya mendung malam hari. meringis perih luka lukanya yang berdarah segar, beberapa memang telah mengering  namun pedihnya semakin menyayat. kasih yang diharapkan telah hilang di persimpangan jalannya. sempat berharap akan bertemu lagi di persimpangan selanjutnya. tak apa tak lagi berjalan berdampingan.  setidaknya perempuan itu tak perlu menambah luka baru. hanya perli bersabar bermain dengan waktu dan pengharapannya dikenakannya topeng topeng ny...

Penggenap manusia

saya percaya pada cermin tidak pernah menipu apa yang dia pantulkan. saya meyakini bahwa cermin tidak akan berbohong tentang apa yang dilihatnya. maka saya sangat jatuh hati pada cermin.  ya memang menyenangkan saat bercermin melihat saya yang lain yang bisa saya ajak bicara.  terlihat dan terbaca gila. tapi untuk inilah orang orang macam saya ini ditunjuk untik menjadi penggenap manusia di bumi. itupun jika saya masih dianggap manusia.  sama dengan puan di sebelah saya ini  dia memilih untuk tidak memandang cerminnya  berpura pura bodoh  mengalihkan perhatiannya padahal sungguh mati saya yakin dia pun hendak berlenggak di cermin. sayangnya saya dan puan ini  pada kesayangan masing masing. tentang saya yang jatuh hati pada cermin. tentang dia yang sungguh mati menghindar dari cermin. hahaha lucu ya. memang menjadi penggenap manusia memang lucu juga memuakkan. mungkin memang lebih baik dibiarkan ganjil saja manusia manusia itu. ...

Temui saya, Tuan

Tuan, saya rindu. lihat saya sekarang terjebak dalam nostalgia masa lalu. dengan tuan didalamnya. pernah ada bertangkai tangkai mawar layu yang tuan serahkan. atau omong kosong di kedai kopi yang biasa kita perdebatkan.  saya sedang terjebak dalam memori saat lengan bertato mawar hitam tuan merengkuh saya. membiarkan saya menangis sejadi jadinya saat saya sedang seperti ini. tuan membukakan pintu ruang gelap itu menidurkan saya yang sedang sesenggukkan menunggu pagi merintih perih meresah. saya si pesakitan. saya tau jika tidak sepatutnya saya lakukan ini.. tapi bukankah tuan begitu kejam  menggoreskan begitu banyak kenangan juga angan pada saya harap harap cemas tentang hal hal itu. saat ini saya sedang duduk di sebiah kedai kopi yang sedang sibuk. selayaknya saya duduk sendiri. menunggu tuan duduk dihadapan saya. kembali meremas buku buku jari saya dan mulai bercerita. temui saya tuan. malam ini. di ruang kesayangan tuan. akan saya tunggu disana. ...

Bola Matanya

nah kan. saya bilang tadi bahwa saya jatuh hati pada cermin. tidak hanya cermin cermin pada umumnya  berbeda dengan Nona yang sering jatuh hati pada bola mata orang orang. dengan gamblangnya Nona dapat melihat diri Nona dilihat oleh mata orang lain. kali ini maaf mungkin akan terlalu kurang ajar jika saya perlihatkan dimana bola matanya  bukan apa Nona tak kuasa lagi jika harus jatuh hati.  Nona masih takut patah hati. Nona sudah cukup gila untuk orang yang tidak mengenal patah hati sepanjang hidupnya  kalau boleh saya katakan Nona memang sangat penakut  karena Nona belun berani jatuh hati. masih takut pada patah hati  bagi nona cukuplah mereka mereka yang menggila karna patah hatinya  cukuplah cukup  tidak perlu ditambah dengan orang gila macan Nona. paham saya paham. tapi setidaknya serius sedikit tak masalah kan Nona?

Bayangan di Dinding

sudah lama saya tidak melihatnya  bayangan kosong bernyawa di dinding kusam mendongengkan saya kisah klasik masa lampau yang berulang malam kemarin saya sedang membayang.  kali ini saya lihat jelas bagaimana dalam remang ruang itu saya dan tuan membaur maaf tuan semalam saya sempat lupa diri. tak ingat tidur saya malam kemarin sungguh menyenangkan ketika melihat bayang itu tidak lagi sendiri.  dan terlampau nyaman menikmati kosongnya maaf tuan saya semalam lupa diri  memandang bayangan saya dan tuan di dinding yang membaur memburu asa agar tertidur lelap. desah mengalir layaknha hujan saat itu. suara suara nya kadang tak sampai.  tuan hendaknya malam ini bermalam disini..setidaknua satu malam lahi. saya sedang tidak ingin terbangun sendirian pagi ini  hanya ditemani bayangan saya sendiri yang terpantul didinding kamar sedang menasehati saya untuk segera.

Rindu Saya Menyedihkan

ternyata mereka masih bisa bercerita.  tentang dunia saya yang begitu menyenangkan. tentang saya yang terjebak dalam setiap bait tulisannya. dulu. saat saya masih bisa percaya pada mereka saya masih sepolos itu  merona saat mereka tersenyum saya rindu.  tapi memang sudah selayaknya rindu saya menyedihkan. saya coba ikuti jejak yang masih tertinggal saya coba menapak lagi di dunia saya. dulu. sudah jauh rasanya saya tinggalkan. tidak semenyenangkan dulu. yang tersisa yang pedih sayatan setiap saya kembali  mengharapkan bahwa mereka masih bisa tinggal. nyatanya saya hanya berputar pada hal bodoh. tidak ada lagi mawar mawar pagi hari. atau kata kata manis didalam suratnya. ah mungkin saya hanya sedang rindu menerima mawar kering juga surat lusuh. tentang bagaimana menakkubkannya saya untuk mereka. dulu.

Ramai bukan ?

Ramai bukan? tapi apalah kuasanya jika Nona pun tetap saja seorang diri tidak ada yang berjalan beriringan dengan Nona. tak perlulah mengandai untik digandeng atau seseorang merangkul Nona. . rasa rasanya itu sangat jauh dari realita yang Nona miliki bukan? biarlah, langkah Nona seorang diri. mungkin saja ini waktu untuk Nona berehat. karena saya tau Nona, jika Tuan Nona sungguh jahat dipaksanya Nona terbang meskipin tak bisa, dimintanya Nona berlalu padahal kaki Nona sudah penuh luka dan lara. mengerti saya Nona, setiap ujaran kejam itu bermuara pada sosok Nona. saya tau. yasudahlah biarlah terserahlah ah mereka semacam mantra untuk Nona bisa terus memegang senyum Nona setidaknya Nona masih bisa bersyukur meski keluh Nona pun tak kalah banyak. tapi yasudahlah, setidaknya satu hari lagi sudah. satu malam lagi Nona sedang berusaha tidur. atau melupa

Lupa

Lupa hampir saja lupa untuk bercerita. karna hari ini saua habiskan hanya untuk tidur  sesekali sadar hanya untuk memastikan bahwa saya masih memakai pakaian saya. haha bercanda. saya sering lupa kalau tidur tapi saya ingin perihal mimpi. oh ya seharin ini saya mimpi tidak bermimpi saya mimpi bahwasanya dia sedang memandangi kalung saya. munhgkin juga bagian tubuh lain. tapi rasa rasanya kalung saya telah memikat  saya  untuk mengingat siapa yang sejatinya memiliki kalung saya. mungkin juga saya  nanti.  semoga saja saya tidak lupa. maklumlah sayang saja sering lupa diri.  ah beruntungnya saya 

Relung Angan Nona

pernah mendengar ujaran terpenjara sepi ? mungkin bisa jadi itulah yang kerap hadir pada relung angan Nona. sedang terpenjara dulu pernah berangan punya tempat untuk tinggal, tak perlu lagi luntang lantung setiap malam untuk mencari teman. karena Nona selalu Kesepian. setiap malam Nona mengetuk pintu siapa saja. dengan ingin bisa tinggal, ah sekalinya diijinkan tinggal tubuh Nona jadi tumbal. sekali dua kali Nona relakan mereka menyentuh Nona. hingga si Nona ini malah semakin kesepian. akalnya pun sudah tak tau dimana hanya tinggal nafsu dan buasnya binatang yang haus kasih. sekali pernah Nona hanya berdiri didepan pintunya tidak mengetuk,  hanya melihat siapa siapa saja yang berada disana. satu dua sosok mengajak Nona berbicara,  hingga menyentuh akal Nona yang tinggal sedikit. memberikan Nona keyakinan bahwa didalam sana akan baik baik saja. tubuh Nona tak perlu jadi tumbal. tak ada tangan tangan nakal yang menggerayangi set...