Skip to main content

Posts

your fav ?

Piluku

Pilu ku tak mau pergi. Aku tak lagi seperti dulu.  Duniaku berputar dalam rasa jenuh dan bosan serta lelah. Hanya itu. Bukan cerita-cerita bodoh yang penuh tawa, bukan pula cerita sedih yang bisa membuatmu bercucuran air mata. Tidak lagi. Hanya pilu yang tersisa dalam ceritaku saat ini. Akan kujelaskan beberapa hal pilu yang saat ini tinggal dalam ceritaku. Hal-hal yang tersisa dalam ceritaku. Ini bukan tempatku. Aku tau itu, tapi kurasa aku telah terlau banyak mengumpulkan cerita hingga aku tiba di dunia pilu ini. aku tiba di tempat dimana aku merasa bingung dengan apa yang akan kulakukan. Aku berada di tempat dimana aku tidak tau harus melakukan apa. aku sedang melakukan segala hal dalam kebingungan bahkan ketidaktahuan. Resahku semakin menjadi. Bukan hal yang kusenangi tentunya. Aku menarik diri dari lingkungan sosialku dari yang sebelumnya aku adalah seseorang yang sangat bersosialisasi. Aku lebih banyak diam dan hanya melihat, beberapa kali aku bahkan hanya mendengark
Recent posts

Menangis saja

semalam mendung tapi jalan jalan belum basah sepertinya langit hendak membasahinya ternyata matamu sedang berkaca kaca sayang. ha ha percuma kau tutupi mata sembab dengan kacamata bodohmu itu.  orang bodoh mana yang menyetir dengan kacamata hitam pekat saat hujan hendak turun. hanya untuk menutupi airmata yang akhirnya jatuh juga ke pipi tirusmu. sayangku dengar  aku sedang memutar lagu pengantar sedih.  untuk kau menangis sepuasnya  memacu kendaraanmu sepanjang jalan tidak usah peduli, melaju saja. sebentar lagi hujan akan turun jika kau sudah lelah tepikan kendaraanmu sejenak  menarik nafas dalam dan aku akan merengkuhmu. mendengarkan setiap isak juga marahmu  hahaha tidak. ternyata kau butuh kecupan untuk hujan yang sudah turun sekarang. bukan pelukan atau buaian kata. hanya butuh mencecap bibirku  membiarkan basah pipimu tidak hanya dengan air matamu

Nikmat Saya

apa apa saja yang saya nikmati malam kemarin.  satu dua sloki. oh, bukan sloki lagi.  tapi gelas gelas berisi penuh anggur dan bir. bukan untuk merayakan tapi untuk menuntaskan sedih nya malam kemarin. saya menungguinya hingga sadar.  mendengarkan rengekannya tentang hidupnya yang lebih melelahkan dari saya.  asap mengepul dari mulut dan hidungnya. nafasnya berat setiap menghisap rokoknya. dia masih merengek tentang hidupnya. orang orang mabuk mulai dibawa pulang.  tapi dia tidak mau saya antar pulang. malah memesan dengan asal satu tower lagi. saya menghela nafas mendengarkan rengekkannya. saya mulai kesal antara hisapan rokoknya, tegukan minumannya dan juga rengekannya.  saya seret saja dia pulang.  menidurkannya layaknya anak saya yang masih balita. dia tidak merengek lagi akhirnya. tapi mendengkur.  sialan. ini sudah kamis pagi dan saya sudah harus membangunkannya. untuk berpura pura jadi saya lagi 

Tempat tinggal

sayangnya saya tinggal di tempat ini. berulang kali mereka minta saya untuk pergi. mengusir juga mencerca saya dengan beragam cacian. saya bisa tidak peduli. sialnya saya tinggal di tempat ini. berulang kali mereka bernasehat atau berceramah tentang norma yang mereka langgar. mereka minta saya berjalan sama seperti mereka. saya masa bodoh. lalu keluarlah umpatan juga sebutan untuk saya. dimintanya saya bercermin. bercerminlah saya. lalu berbicara pada sosok lain disebrang sana. dan lihat. sama saja dia. berlagak layaknya saya. tidak peduli dengan mereka. saya masih tinggal ditempat ini. dimana mencerca adalah kesenangan bagi mereka yang tinggal dengan cara yang sama. sedangkan saya yang tidak bisa dan tidak mengikutinya? siap siap saja dibunuh perlahan. atau jika saya beruntung saya akan terusir dan tidak punya tempat.  susahnya tinggal di tempat dimana mereka tidak pernah mau mencoba melihat dan mendengar. tak apalah. setidaknya saya masih punya tempat tinggal. meski har

Jalang yang Kelelahan

jadi ceritanya jadi ceritanya si nona ini semacam jalang dibenak orang orang. jadi ceritanya si nona ini semacam orang aneh dipandang orang orang. jadi ceritanya si nona ini pada dasarnya sama seperti nona nona lainnya. jadi ceritanya si nona ini senang bermain dengan tuan tuannya  lalu ceritanya sinona ini terjebak tapi bukan dengan tuan tuannya.. nona ini terjebak terkukung oleh orang asing yang tidak diduganya. sehingga ceritanya orang orang tidak percaya si nona ini bisa terjebak juga. si nona ini bisa berpegang.. setidaknya.  maka orang orang tidak percaya jika si nona ini bisa lelah juga dengan cerita cerita nya. yaaa begitulah cerita si nona ini semacam jalang yang sedang kelelahan lalu terjebak juga pada rengkuhan si orang asing.  sialan!

Ruang Sendu

saya punya ruang sendu yang tidak tertutup  hanya sedikit tersembunyi.  kadang kala juga tidak bisa ditemukan. ruang itu pucat suram. tidak ada manusia lain hanya ada sosok sosok kelam. tidak jelas itu apa. yang pasti bukan manusia. mana ada manusia yang bisa mengunjungi ruang sesuram ruang sendu saya. ah dasar manusia manusia sialan.  tukang dusta  membawa rona derita memerah memaku haru  pura pura tidak mau tau  padahal mencari tau  tapi berdusta  ah manusia manusia

Separuh

setengah separuh  dari Nona sedang gusar saya sudah lama tidak bercerita dan mendengarkan ceritanya saya pikir nona telah baik baik saja hingga tidak pernah bercerita haha memang saya lihat nona sudah sangat baik saat ini mungkin hanya separuh dari nona yang gusar tentang hal yang pasti  ketidakpastian tentang pengharapan yang membumbung  mengikat erat separuh Nona yang lain. saya sarankan lebih baik nona pulang saja  berpangku dengan kesayangan nona melepaskan separuh nona itu mendapat pastinya memenuhi harapannya hingga dipemberhentian selanjutnya. atau perjalanan berikutnya

Tak mau Patah Hati

Malam Gelap di Persimpangan -Perempuan yang tak mau patah hati- saya jadi ingat tentang cerita jalan dan persimpangannya. saat itu. tentang pekatnya malam perpisahan juga tentang hujan saat histerisnya  tentang malam tanpa selamat malam seperti biasanya  tentang perempuan yang berjalan terseok sedang kekasihnya telah berlari. menyeretnya hingga luka menyayat sekujur tubuhnya.  saat itu  malam sendu.  sendiri perempuan itu menangis  hujan tidak turun lagi  terisak dia di gelapnya mendung malam hari. meringis perih luka lukanya yang berdarah segar, beberapa memang telah mengering  namun pedihnya semakin menyayat. kasih yang diharapkan telah hilang di persimpangan jalannya. sempat berharap akan bertemu lagi di persimpangan selanjutnya. tak apa tak lagi berjalan berdampingan.  setidaknya perempuan itu tak perlu menambah luka baru. hanya perli bersabar bermain dengan waktu dan pengharapannya dikenakannya topeng topeng nya. dilapisnya kasih dan harapnya.  sempat